Jakarta, akuratmedianews.com – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) menggelar ‘refleksi awal tahun 2022 dengan tema’Tegakkan Keadilan’. Dalam kesempatan itu, Ketua Umum DPP PIKI Badikenita Putri Br. Sitepu mengatakan, tegakkan keadilan guna menghasilkan kehidupan yang layak.
Refleksi awal tahun 2022 itu dilaksanakan di ruang Pustakaloka, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan (31/01/2022).
Melalui Doa, tema tentang ‘Tegakkan Keadilan’ terambil dalam Amos 5:15.
Sebagai perkumpulan cendikiawan, PIKI menyatukan kekuatan,kesepahaman dan networking demi mewujudkan keadilan bagi bangsa Indonesia.
“PIKI berani mengambil tema ini adalah kita lakukan hari ini. bersama kita satukan kekuatan, kesepamahaman, keahlian, networking dan juga potensi-potensi yang ada sehingga ini bisa kita laksanakan bahwa dengan keadilan ini, seluruh rakyat Indonesia yang tadi didalam undang – undang semua dikover,”ujarnya, yang juga merupakan Anggota DPD RI itu.
Dalam Pasal Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan ‘bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan’.
Sehingga seluruh rakyat, “Berhak menghidupi kehidupan yang layak dipasal 27, berserikat dan berkumpul dan juga menganut kepercayaan sehingga ada keadilan disitu,” tambah Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Dapil Sumut itu.
Mengapa Tegakkan Keadilan?
“Yaitu ada suatu gerakan, kita berani menyatakan keadilan itu. Keadilan itu ada dari kebenaran yang ditinggikan derajat bangsa, PIKI sebagai cendikiawan harus menghasilkan kualitas dan kapabilitas untuk menegakkan keadilan bagi bangsa Indonesia,” kata Badikenita
Sementara itu salah satu pembicara dari Keluarga Cendikiawan Buddhis Indonesia (KCBI), Eric Fernando mengatakan, tema tegakkan keadilan yang diusung PIKI diawal tahun 2022 merupakan tema yang sangat tepat untuk mengingatkan kita semua agar kita terus mengedepankan keadilan untuk persatuan bangsa Indonesia.
“Tentu kita melihat bahwa tema dari tegakkan keadilan sangat tepat, yang diangkat oleh PIKI ditahun 2022 karena menjadi refleksi bagi kita bersama untuk bisa memberikan keadilan, memberikan askses yang merata bagi seluruh anak bangsa di Indonesia,” sebut Eric.
Ia mengatakan, masyarakat Indonesia masih buta huruf fungsional. Hal ini akan berakibat buruk bagi keadilan bangsa Indonesia.
Masyarakat Indonesia masih buta huruf fungsional adalah sebagian rakyat hanya membaca tetapi tidak menghayati atau mendalami isinya. Contohnya orang hanya baca judul berita dan tidak membaca isinya tetapi orang tersebut langsung berkesimpulan dan berkomentar sebagaimana tidak sesuai dengan isi judul berita.
“Tentu kita melihat bagaimana masyarakat Indonesia khususnya dalam tingkat baca ya, bhwa data dari workbench 55% masyarakat Indonesia masih buta huruf fungsional artinya bisa membaca tapi tidak memahami secara menyeluruh/isi bacaan,” pungkas Eric.
Ia berharap, budaya baca maupun memahami isinya dapat menghasilkan pribadi yang cerdas dan unggul dalam menjalani kehidupan ini.
“Harapan kita tentu semuanya bisa menjadi pribadi yang unggul dan cerdas,” ujar Pengurus Harian KCBI itu. ( fridz )