banner 728x250

Pulau Madura, Jadi Pusat Kegiatan Harlah NU Ke-96 Tahun

  • Share
banner 780X90

Akurat Media News –                           Surabaya, 10 Februari 2022
Memasuki hari lahir Organisasi Masyarakat Nahdlatul ulama’ ke 96 tahun, Pengurus Wilayah Nahdlatul ulama’ Jawa Timur menggelar serangkaian kegiatan peringatan Hari lahir (Harlah) NU.

Hari lahir Nahdlatul ulama’ ke 99 tahun ini berdasarkan pada kelahiran secara Hijriah yaitu dari 16 Rajab 1344 H sampai 16 Rajab 1443 H, sedangkan rangkaian acara peringatan Harlah NU yang diselenggarakan PWNU Jatim ini berpusat di wilayah Pulau Madura.

Dikutip dari halaman pwnujatim.or.id, KH. Abdussalam Shohib selaku Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU JATIM menerangkan, ” Sebenarnya, ide untuk mengambil spirit NU dari Madura telah kami siapkan dua tahun lalu. Bahkan, PWNU Jawa Timur telah membentuk tim ad-hoc dan telah melakukan koordinasi dengan PCNU se-Madura. Tapi, memang ada pandemi Covid-19 sehingga baru kita laksanakan tahun ini”.

PWNU JATIM memfokuskan serangkaian acara di Madura ini pada dua hal, dalam keterangan nya Gus Salam (sapaan akrab beliau) menyampaikan, “Pertama, mengembalikan kesadaran kolektif dan fanatisme positif, secara kongkret penekanan perhatian pada warga Nahdliyin di Madura, yang secara sosial masih terpinggirkan oleh sistem, baik masalah pendidikan, ekonomi, budaya dan sumber daya manusia.

Kedua, Merumuskan peta jalan NU di Madura berbasis data ilmiah untuk mengetahui faktor-faktor pergeseran utama masyarakat di Madura terhadap NU. Sejak awal berdirinya, NU telah menjadi bagian penting dari masyarakat Madura, karena para ulama di Nusantara sebagian besar belajar dari Madura, tepatnya pada Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan”.

“Dulu, bahkan bila seseorang di Madura ditanya soal agamanya, dijawab: NU. Karena, secara umum dan sebagian besar masyarakat di Pulau Garam memeluk Islam ala Ahlussunnah Waljamaah yang diajarkan NU,” tutur Gus Salam, dalam keterangan Rabu 9 Februari 2022.

Didasari  jajaran PWNU Jawa Timur, masyarakat di Madura kini mengalami pergeseran nilai dan budaya. Memang, nilai-nilai ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah, seperti Tasamuh (toleran), Tawasath (jalan tengah/moderat), Tawazun (seimbang) dan I’tidal (tegak lurus) tetap diajarkan di pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan di lingkungan NU.

Tapi, bagi masyarakat Madura secara umum telah mengalami pergeseran. Hal ini, agaknya disebabkan banyak faktor di tingkat grassroots (akar rumput), tak sepenuhnya seperti dulu lagi. Inilah faktor-faktor yang kami cari agar bisa menentukan arah ke depan dari program-program NU,” tutur beliau. (Faisol)

banner 780X90
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *