Akuratmedianews.com – Warga masyarakat Kelurahan Kareng Lor Kecamatan Kedupok Kota Probolinggo di buat resah dengan keberadaan Pabrik CV Grapari. Pabrik pengolahan kayu tersebut berada di ruas jalan Prof.Hamka Kota Probolinggo lingkar Selatan. Selain bau tak sedap dan limbah kayu berupa serbuk berterbangan, warga setempat mempertanyakan ijin pendirian pabrik yang dibangun di area non industri lantaran tanpa persetujuan warga setempat.
Sejumlah warga masyarakat meluapkan keluh kesahnya. Mereka mengungkapkan bahwa sejak awal pihak management perusahan tidak pernah ada itikad baik terhadap kesejahteraan warga sekitar. Bahkan mereka mengancam akan melakukan unjuk rasa agar supaya pabrik tersebut tidak beroperasi dan segera ditutup. Kamis,(13/03/2025) kemarin.
“Sejak awal pihak pabrik tidak ada koordinasi dengan warga sekitar. Bau yang menyengat ditambah limbah serbuk kayu produksi yang berterbangan sangat meresahkan dan mengganggu aktivitas warga sini,” ungkap beberapa warga Kateng Lor saat ditemui wartawan Akurat Media News, Jumat (14/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, warga setempat dengan nada emosi juga menjelaskan bahwa sebelumnya pabrik yang di ketahui milik salah satu anggota DPRD Kota Probolinggo Dapil 4 (Kedupok) dari fraksi Nasdem,Elyas Aditiawan pernah sempat ditutup setelah mengalami kebakaran pada juli 2021 silam sempat ditutup sementara dan akhirnya beroperasi kembali.
“Sikap dari pihak CV.Grapari sudah lumrah sebenarnya, Korban materiil yang di alami warga akibat kebakaran itu masih belum ada ganti rugi. Kami sudah akan melakukan unjuk rasa sebenarnya, namun pak Lurah melarang dengan alasan akan berkoordinasi dengan pihak CV.Grapari,” jelas Sofiatun yang mengaku warga sekitar.
Ditemui di ruang kerjanya, Lurah Kareng Lor Kecamatan Kedupok Nurahmad membenarkan bahwa pabrik pengolahan kayu CV.Graparu tersebut milik salah satu anggota DPRD Kota Probolinggo. Dirinya juga menampung apa yang menjadi keluh kesah warganya.
“Sejumlah warga dan tokoh masyarakat memang sempat saya fasilitasi keluhannya di kantor kelurahan terkait bau dan limbah pabrik kayu CV.Grapari yang dirasa mengganggu. Bahkan saya selaku Lurah mampu meredam amarah mereka saat akan menggelar aksi unjuk rasa ke pabrik beberapa waktu kemarin,” tukas Lurah Kareng Lor.
Nurahmad juga menjelaskan bahwa dirinya berjanji akan berkoordinasi dengan pihak CV.Grapari terkait hal tersebut.
“Demi kondusifitas, Saya berjanji akan berkoordinasi dengan pihak pabrik CV.Grapari atas keluhan dan keberatan warga. Terkait perijinan, saya tidak tahu menahu. Sebab sebelum saya menjabat sebagai Lurah disini, pabrik sudah ada,” pungkasnya.
Dalam sambungan seluler, Elyas Aditiawan, pemilik Pabrik Pengolahan kayu CV.Grapari membantah jika pabrik tersebut adalah miliknya.
Bahkan, Anggota DPRD Kota Probolinggo Fraksi Nasdem tersebut enggan berkomentar lebih banyak disaat di konfirmasi lebih lanjut.
“Pabrik itu bukan milik saya,” singkatnya.