Akuratmedianews.com – Banjir yang terus melanda Sidoarjo beberapa hari terakhir ini menimbulkan dampak yang cukup serius. Sejumlah daerah mengalami genangan air dengan ketinggian mencapai 50 cm, merendam rumah warga dan menghambat aktivitas sehari-hari serta menimbulkan kerugian materi.
Kepala bidang (Kabid) kedaruratan dan logistik BPBD Sidoarjo Solichan mengatakan bahwa ada beberapa kecamatan mengalami banjir yang cukup parah.
“Ada lima wilayah terdampak banjir. Diantaranya adalah kecamatan taman terdiri dari kelurahan Ketegan, Kedungturi, dan Trosobo. Kedua, kecamatan porong yang terdiri dari desa Wunut, Pesawahan, Candipari, dan Kedungsolo. Ketiga, kecamatan tanggulangi yaitu desa Kedungbanteng, Banjarasri, Penatarsewu, Kalidawir, Gempolsari, Ngaban, dan Boro,” ujarnya saat ditemui wartawan Akurat Media News, Jumat (14/3/2025) kemarin.
“Keempat, kecamatan candi terdiri dari desa Kendalpecabean, Kalipecabean, Balongdowo, Balonggabus, Klurak, dan Sumorame. Dan, kecamatan Sidoarjo terdiri dari kelurahan Gebang, Rangkahkidul, Bulusidokare, dan Blurukidul,” tambah Solichan.
Solichan menyampaikan bahwa banjir yang terjadi di Sidoarjo diakibatkan beberapa kombinasi faktor yang terjadi. “Salah satunya, curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang kurang optimal, sedimentasi sungai, serta pasang air laut yang menghambat aliran air ke laut,” jelasnya.
Solichan menjelaskan bahwa BPBD Sidoarjo telah melakukan berbagai langkah untuk menangani situasi ini.
“Diantaranya adalah pertama membuka posko pengungsian bagi warga terdampak. Kedua, menyalurkan bantuan logistik, termasuk makanan, minuman, selimut, dan obat-obatan. Ketiga, melakukan pemantauan dan pendataan untuk mengetahui skala dampak banjir. Dan, keempat, berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, TNI/Polri, dan relawan untuk mempercepat penanganan,” jelas Solichan.
“Evakuasi telah dilakukan di sejumlah wilayah yang mengalami banjir parah. Tempat pengungsian telah disiapkan dengan fasilitas memadai guna menampung warga yang terdampak. Hingga saat ini, BPBD terus memantau perkembangan dan memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi”, ungkapnya
Solichan menuturkan bahwa BPBD menghadapi beberapa kendala dalam menangani banjir. “Curah hujan tinggi yang terus berlangsung. Luasnya wilayah terdampak, sehingga membutuhkan koordinasi intensif. Keterbatasan sumber daya untuk menangani kondisi darurat secara cepat. Air laut pasan yang menghambat aliran air keluar dari wilayah terdampak,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata Solichan, Sebelum banjir terjadi, BPBD telah melakukan beberapa langkah antisipasi, seperti membersihkan saluran drainase dan menyebarkan peringatan dini melalui media sosial serta pengumuman dari pemerintah daerah.
“BPBD Sidoarjo mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas. Beberapa imbauan yang disampaikan adalah eningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir di wilayah rawan,” imbuh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sidoarjo.
“Mengikuti informasi dan peringatan dari BPBD serta pemerintah daerah. Menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Segera mengungsi jika ada peringatan dini mengenai peningkatan risiko banjir,” tukasnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sidoarjo mengungkapkan bahwa saat ini, banjir masih sangat terasa di Kecamatan Tanggulangin, khususnya Desa Bantengan dengan ketinggian air masih 20 cm.
“Terpantau per hari ini petugas BPBD masih melakukan pemompaan air genangan dan disalurkan ke aliran bendungan agar pas dan cepat surut dan jalan bisa digunakan. Sekitaran rumah juga disediakan tempat toilet bersih agar warga mendapatkan saluran air bersih dan bisa buang hajat dengan baik. Kerja sama dengan warga membantu proses evakuasi dengan benar,” ungkap dia.
“BPBD meminta masyarakat untuk terus memantau informasi terbaru terkait perkembangan situasi banjir dan melaporkan kondisi darurat ke pihak berwenang agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,” tutupnya.