banner 728x250

Rotan Bukan Sekadar Bahan Anyaman, Ini Buktinya dalam Tari Jaran Suwung

  • Bagikan
Tari Jaran Suwung jadi bukti para penggiat seni Kota Batu terus melestarikan dan melahirkan kesenian baru yang sarat makna. (Foto: Lailia)
banner 780X90

Akuratmedianews.com – Kekayaan seni dan budaya di Indonesia semakin berkembang, salah satunya melalui inovasi dari para penggiat seni diberbagai daerah. Di Kota Batu, selain memiliki destinasi wisata, terdapat pula kesenian khas lokal yaitu Tari Jaran Suwung yang mulai dikenal dalam empat tahun terakhir.

Tari Jaran Suwung digagas oleh Andi Tri Sudrajat atau yang akrab disapa Jojon. Tarian ini memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dari Tari Jaran Kepang atau Kuda Lumping yang populer di Indonesia. Jika Jaran Kepang sepenuhnya diisi oleh anyaman bambu, maka Jaran Suwung terbuat dari rotan yang kemudian dihias menggunakan rumbai-rumbai warna-warni yang melambangkan kelenturan diri seseorang.

“Filosofi tarian ini berada pada jaran yang melambangkan nafsu, amarah, dan ego yang harus dikendalikan oleh manusia. Sementara suwung, seperti halnya kondisi sepi yang tidak memiliki ide kreativitas,” ujarnya saat ditemui wartawan Akurat Media News, Jumat (14/03/2025) kemarin.

“Jaran Suwung mengajarkan bahwa jika manusia dikuasai nafsu, pikirannya akan tercerai-berai. Oleh karena itu, setiap orang harus terus berkreativitas agar tidak mengalami suwung atau kosong,” ujar Andi.

Andi menjelaskan bahwa tari Jaran Suwung terinspirasi dari kebiasaan anak-anak zaman dahulu yang bermain Jaran Kepang menggunakan sapu dan semacamnya.

“Mereka sering menghampiri kerumunan orang sambil memainkannya. Sehingga, dalam pertunjukannya, Jaran Suwung juga muncul dari belakang penonton untuk menghadirkan kejutan dan interaksi yang lebih atraktif,” katanya.

Menariknya, tarian ini pernah menjadi salah satu tarian yang ditampilkan saat Festival Jaranan Kota Batu 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Batu dan Dewan Kesenian Kota Batu.

Selain itu, Tari Jaran Suwung juga turut memeriahkan Pentas Padhang Bulan Bambu Suwung di Sendratari Arjuna Wiwaha, Kota Batu yang dibawakan oleh Sanggar Banyu Kendi Mayang Seco.

Penggagas Tari Jaran Suwung sekaligus Ketua Kasepuhan Wong Batu Pareanom ini selalu mengajak para seniman dan budayawan untuk menjadi pemikir cerdas.

“Jangan hanya menjadi follower atau pengikut tren saja. Tetapi, juga harus mampu dan berani untuk menciptakan karya seperti halnya Tarian Jaran Suwung ini,” pungkasnya.

Kedepan, Tari Jaran Suwung direncanakan akan didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Harapannya, tarian ini bisa semakin dikenal luas dan mengukuhkan Kota Batu sebagai daerah yang kaya akan seni dan budaya.

banner 780X90
Penulis: Lailia Nor AgustinaEditor: Syaiful Hidayat
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *