banner 728x250

Bupati Sugiri Ajak Petani Kembali ke Alam, Hasilnya Sungguh Mengejutkan

  • Share
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berdiskusi dengan anggota Kelompok Tani Ngudi Hasil yang selama ini membuat pupuk organik cair (POC), Rabu (22/1/2025). (Foto : Kabupaten Ponorogo)
banner 780X90

Ponorogo – Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, Pemerintah Kabupaten Ponorogo gencar mendorong penggunaan pupuk organik. Salah satu contoh sukses datang dari kelompok tani Ngudi yang telah berhasil memproduksi dan menerapkan pupuk organik cair (POC) secara mandiri.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat berdiskusi dengan anggota kelompok tani Ngudi hasil selama ini membuat pupuk organik cair (POC), Ponorogo, Rabu (22/1/2025).

“Semoga pertanian di Ponorogo mampu bergeser ke pola organik. Biaya tanam yang relatif murah, tanaman sehat, dan hasil panen melimpah sehingga menjadi ekonomi sirkuler yang dahsyat,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi ponorogo.go.id, Kamis (23/1/2025).

Bupati Sugiri menjelaskan bahwa kami ini berbincang hangat tanpa sekat dengan para kelompok tani dengan duduk lesehan beralas terpal warna biru.

“Kami bicarakan banyak hal tentang pertanian,” ucap Kang Sugiri, sapaan akrabnya.

Sugiri mengungkapkan bahwa konsep Rojo koyo yang diterapkan nenek moyang dulu kala adalah petani hanya memiliki lahan satu atau dua petak sawah yang masih jauh dari ukuran hektare.

“Namun, mereka giat beternak sapi atau kambing yang kandangnya berada dibelakang rumah. Nyatanya, mampu menghidupi tujuh anak. Mencukupi biaya sekolah anak dan kebutuhan lainnya dengan menjual kambing,” ungkap kang Sugiri.

“Untuk makan sehari-hari mengambil dari hasil panen. Sedangkan, kotoran ternak dimanfaatkan untuk pupuk sawah,” imbuhnya.

Sementara itu, Anggota kelompok tani Ngudi hasil Ahmad Subekhi menuturkan bahwa sudah tiga tahun menggunakan POC racikan sendiri. Ia mengaku bahwa pupuk cair ini digunakan bahan baku yang mudah didapat.

“Diantaranya, kotoran sapi yang dicampur dengan aktivitas dan air bersih lalu difermentasi. Hasilnya, rata-rata satu kotak sawah itu menghasilkan sembilan kuintal,” tutur Subekhi.

“Kalau hasil panen di sawah saya mencapai 11 kuintal, malah panenan terakhir sampai 15 kuintal,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Subekhi, POC ini mengurangi penggunaan pupuk kimia dan petani mampu melakukan secara mandiri tanpa khawatir terjadi kelangkaan pupuk.

“Belajar dari pengalaman, pertumbuhan tanaman lebih cepat dan tajam serangan hama serta hasil panen meningkat. Saya mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 20 persen,” tutupnya.

banner 780X90
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *