Akuratmedianews.com – Tragedi berdarah terjadi di Desa Pupus, Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Jumat (29/3/2025) kemarin sore. Seorang pria bernama Sugito (45), warga Desa Munggung, Kecamatan Pulung, nekat membacok mantan istrinya, Sutiyem (40), serta kakak iparnya, Nyamir (50).
Kedua korban mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Harjono Ponorogo.
Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidajanto mengatakan bahwa peristiwa tragis ini dipicu oleh emosi tersangka yang tak terima diusir oleh mantan istrinya. Menurutnya, Sugito, yang baru saja pulang dari Surabaya, awalnya berniat membelikan baju lebaran untuk anak-anaknya.
“Namun, niat baik itu berubah menjadi amarah ketika Sutiyem melarangnya masuk ke rumah dan mengusirnya karena status mereka yang telah resmi bercerai sejak akhir 2024,” ujarnya dalam keterangan pers diterima oleh redaksi, Sabtu (29/3/2025).
“Tersangka datang ke rumah mantan istrinya setelah beberapa waktu di Surabaya. Dia ingin bertemu anak-anaknya dan membeli baju lebaran untuk mereka. Namun, korban menolak dan meminta Sugito pergi. Itu yang membuatnya gelap mata,” tambah AKP Rudi.
Tak terima diusir, Sugito yang awalnya hanya ingin beristirahat di rumah mantan istrinya justru naik pitam. Emosi yang memuncak membuatnya mengambil sabit yang ada di dapur, lalu membabi buta menyerang Sutiyem. Bacokan mengenai kepala, leher, lengan, dan beberapa bagian tubuh lainnya. Nyamir, kakak korban, yang berusaha melerai justru turut menjadi sasaran amukan Sugito.
Warga sekitar yang mendengar keributan langsung berdatangan dan membawa kedua korban ke rumah sakit dalam kondisi bersimbah darah. Sementara itu, Sugito yang sadar akan perbuatannya memilih menyerahkan diri ke pihak kepolisian tak lama setelah insiden berlangsung.
“Setelah kejadian, pelaku langsung menyerahkan diri ke polisi. Saat ini, dia masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik Polres Ponorogo,” kata AKP Rudi.
Hingga kini, kondisi kedua korban berangsur membaik meski masih memerlukan perawatan lebih lanjut. Sementara itu, kepolisian terus mendalami motif di balik aksi brutal Sugito dan menyiapkan proses hukum lebih lanjut atas tindakan penganiayaan berat yang dilakukannya.
Peristiwa ini kembali menjadi pengingat bahwa konflik rumah tangga yang tak terselesaikan dengan baik bisa berujung tragis. Polisi mengimbau masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan tidak mengedepankan emosi, agar kejadian serupa tidak kembali terulang.