banner 728x250

Jelang Lebaran Ketupat, Pedagang Janur di Ponorogo Raup Berkah

  • Bagikan
Pedagang ketupat di pasar Pon Ponorogo menjelang lebaran Ketupat (Foto : Wahyu)
banner 780X90

Akuratmedianews.com Momen lebaran ketupat ini menjadi peluang bisnis bagi pedagang daun kelapa di kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Terbukti, banyak pedagang di sejumlah titik mulai menjual daun kelapa muda yang menjadi bahan utama pembuatan, makanan khas yang identik dengan tradisi lebaran kedua jawa.

Pantauan di lokasi, pedagang daun kelapa muda ini sudah mulai muncul sejak h+3 idulfitri diberbagai titik. Diantaranya adalah pasar legi Ponorogo, pasar Pon, hingga di sepanjang jalan desa seperti Singosaren, Mangunsuman, dan Kadipaten.

“Saya jualan janur tiap menjelang lebaran ketupat. Ramainya disini mulai tiga hari sebelum hari H. Dalam sehari bisa menghabiskan 30 ikat,” ujar Mariyah, pedagang asal Desa Singosaren saat ditemui wartawan Akurat Media News, Minggu (6/4/2025) kemarin.

“Harga satu ikat janur ini bervariasi, mulai dari harga Rp 5000 hingga Rp 15000, tergantung ukuran dan kualitas daun,” tambahnya.

Mariyah menyampaikan bahwa semua janur yang dijual berasal dari pasar Pulong, yang mana dijual kembali di pasar Sarpon.

“Pedagang disini ada yang membeli lalu dijual kembali. Ada Beberapa pedagang bahkan memetik sendiri dari ladang, lalu langsung dibawa ke pasar atau dijual keliling ke rumah-rumah warga,” kata Mariyah.

Mariyah mengungkapkan bahwa lebaran ketupat yang jatuh sepekan setelah Idulfitri memang menjadi tradisi tahunan masyarakat Ponorogo dan sekitarnya.

“Ketupat tidak hanya disajikan sebagai hidangan khas bersama opor ayam, sayur lodeh, dan sambal goreng, tetapi juga menjadi simbol pembersihan diri dan bentuk rasa syukur setelah sebulan berpuasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Wulan (36), warga Desa Singosaren mengakui bahwa selalu membuat ketupat setiap tahun. “Kalau lebaran belum makan ketupat rasanya kurang lengkap. Saya beli janur dua hari sebelumnya supaya masih segar waktu dianyam,” imbuhnya saat ditemui di Pasar Pon.

Selain aspek kuliner, tradisi lebaran ketupat juga dimaknai sebagai momen silaturahmi lanjutan, terutama bagi mereka yang belum sempat berkunjung ke keluarga pada Idulfitri. Beberapa desa bahkan menggelar kegiatan adat dan kenduri bersama dengan ketupat sebagai menu utama.

Kemunculan pedagang janur juga membawa dampak ekonomi musiman bagi warga desa. Tak sedikit yang memanfaatkan peluang ini untuk menambah penghasilan, terutama ibu rumah tangga dan petani kecil. Dalam waktu singkat, pedagang bisa meraup puluhan ribu rupiah per hari.

Lebaran Ketupat menjadi bukti bagaimana tradisi lokal mampu mendorong pergerakan ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat nilai-nilai budaya dan kebersamaan. Hingga awal April 2025 ini, geliat persiapan sudah terasa, dan para pedagang daun kelapa pun turut meramaikan semarak lebaran khas Ponorogo.

banner 780X90
Penulis: Wahyu Tri PrasetiawanEditor: Syaiful Hidayat
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *