Bapak Petani Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono saat meninjau lahan pertanian yang kesulitan pengairan di Desa Mergobener, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo (foto dok BHS Peduli)
SIDOARJO, Akurat Media News – Bapak Petani Sidoarjo, Ir Bambang Haryo Soekartono mendapat keluhan dan laporan dari petani Desa Mergobener, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Petani mengeluhkan jika lahan persawahan mereka kekeringan akibat sulitnya mendapat pasokan pengairan sehingga mengakibatkan gagal panen.
Menyoroti permasalahan tersebut, BHS sapaan akrab Bambang Haryo Soekartono bersama BHS Peduli datang langsung untuk melihat serta menyerap aspirasi para petani Desa Mergobener, Tarik, Sidoarjo Barat, Sabtu (23/7/2022).
“Lahan persawahan pentani lokasinya hanya berjarak beberapa ratus meter dengan Long Storage atau Waduk Kalimati. Aneh kan jika lahan pertanian tidak mendapat pengairan yang cukup, padahal berkapasitas Waduk Kalimati ini 2,5 juta meter kubik air,” kata BHS dihadapan perwakilan Gapokdan Desa Megobener.
Politisi Partai Gerindra yang dikenal rajin turun ke masyarakat bawah tersebut mengungkapkan jika fungsi dan kegunaan long storage Kalimati yang dibangun di tahun 2016-2017 ini dulunya diharapkan menjadi pemasok air baku dan mengaliri saluran irigasi area persawahan di sekitar waduk. Namun faktanya hingga saat ini belum digunakan secara maksimal sesuai apa yang ditargetkan Pemerintah terkait kegunaan dan manfaat waduk ini.
“Pembangunan long storage waduk kalimati ini menelan anggaran Negara ratusan miliar ini, tetapi hingga saat ini kok tidak dimanfaatkan Pemerintah Daerah dengan baik, bahkan lahan persawahan petani malah kekeringan karena tidak mendapat pengairan dengan baik dari waduk ini,” ungkap Bapak Petani Sidoarjo ini.
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini juga sudah beberapa kali dikritisinya, tetapi tetap saja tidak dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dalam hal ini Petani oleh Pemerintah setempat.
“Beberapa kali saya mendorong pihak terkait untuk mengoptimalkan kegunaan long storage Kalimati ini, tetapi sampai sekarang Pemerintah Sidoarjo belum bergerak. Nyatanya saat ini malah area persawahan di sekitar waduk alami kekeringan petani tidak bisa panen. Saya harapkan pemerintah pusat ikut mendorong pemerintah Kabupaten sesuai target pembangunan long storage yang menelan anggaran Negara ratusan miliar itu yakni untuk kesejahteraan masyarakat sekitar (petani red),” harap Penerima Anugerah TIMES Indonesia sebagai Positive News Maker Kabupaten Sidoarjo tahun 2021 ini.
Anggota DPR RI tahun 2015-2019 ini prihatin dengan nasib kelompok tani yang area persawahannya alami kekeringan, sehingga petani di Desa Margobener dalam setahun hanya satu kali panen. Padahal didaerah lain maksimal bisa tiga kali panen.
“Harapan saya nasib petani di Sidoarjo Barat ini diperhatikan lebih oleh pemangku kebijakan dalam hal ini Pemkab Sidoarjo. Ironi jika area persawahan yang kering padahal aset sumber daya air yang begitu besar di waduk kalimati tapi tidak digunakan atau tak dimanfaatkan secara optimal oleh Pemangku kebijakan kepada masyarakatnya. Sekali lagi saya tegaskan, Pertanian adalah tonggak dari pertahanan Negara. Dari Petani muncul beras dan jadi nasi kemudian muncul lauk pauk dan sebagainya yang menjadikan pertanian sebagai multiplayer efek Ekonomi,” Tegas BHS yang digadang gadang akan menjadi Anggota DPR RI dari Dapil Jatim 1 di Pemilu 2024 nanti itu.
Masih menurut BHS jika kualitas air di long storage Kalimati memiliki berstandart A1 yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mengaliri seluruh Kabupaten Sidoarjo melalui PDAM tanpa harus menggunakan sumber air Umbulan.
“Kualitas air di waduk kalimati ini tidak kalah dengan sumber air Umbulan. Seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Apalagi Sidoarjo baru 36% yang teraliri PDAM, ini tugas dari pemerintah Kabupaten untuk mempercepat fungsi dari air baku waduk Kalimati untuk PDAM,” pesanya
BHS yang dikenal rajin turun menjawab keluhan masyarakat Sidoarjo tersebut menambahkan jika selain dapat dioptimalkan sebagai air baku dan aliri saluran irigasi persawahan, long storage Kalimati juga bisa dimanfaatkan untuk memfasilitasi latihan beberapa cabang olahraga yang dimiliki KONI Sidoarjo.
“Tahun depan Sidoarjo akan menjadi tuan rumah Porprov Jatim 2023. Sarusnya beberapa cabang olahraga air dapat dilakukan di Long Storage Kalimati ini. Selain itu, pengembangan sektor pariwisata untuk Sidoarjo Barat juga dapat didongkrak dengan mengoptimalkan Waduk Kalimati,” harapan Penerima Penghargaan Tokoh Peduli Publik Jawa Timur dari ARCI (Accurate Recearch and Consulting Indonesia) Award 2022 itu.
Kedatangan BHS beserta TIM BHS Peduli mendapat sambutan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mergober, mereka tidak menyangka respon cepat dilakukan Bapak Petani Sidoarjo itu dengan datang langsung ke lahan pertanian desa mereka.
“Terima kasih Pak BHS sudah datang langsung menjawab laporan dan keluhan petani Desa Mergober. Seperti inilah keadaan lahan pertanian kami, sudah beberapa tahun pihaknya alami gagal panen karena area persawahan alami kekeringan,” kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mergobener, Gatot kepada BHS beserta Tim BHS Peduli.
Gatot menambahkan jika petani setempat melalui Gapoktan sudah berulang kali melaporka permasalahan ini ke pemerintah setempat namun tidak ada tanggapan serius. Bahkan malah permasalahan ini dikembalikan lagi kepada kelompok tani.
“Kami ini wong cilik, kami butuh solusi makanya kami lapor ke pihak terkait, tetapi tidak ada tanggapan dan tidak ada solusi, makanya kami melapor kepada Bapak Petani kita, Pak BHS agar membantu kami dan memberi solusi kongkrit agar kami tidak gagal panen terus karena sulitnya mendapatkan pengairan,” harap Gatot.
Kami ingin seperti seperti daerah lain bisa panen tiga kali dalam setahun, harapan kami melalui Pak BHS bersama tim BHS pedul bisa membatu kami agar ada solusi bagi Petani di Sidoarjo barat ini dari Pemerintah Daerah agar bisa ada aliran sedikit dari waduk kalimati.
“Semoga Pak BHS bisa membawah aspirasi kami sebagai wong cilik ini ke pihak terkait agar ada solusi agar ada aliran air sedikit dari waduk kelahan persawahan kami agar kami bisa bercocok tanam dan tidak lagi kesulitan air,” Pungkas Gatot sambil menunjukk lokasi lahan persawahan milik petani yang kekeringan. (Dik).