banner 728x250

Sebuah Perjalanan Teknologi dan Peradaban

  • Share
Penulis, Daswatia Astuty (foto. Istimewa)
banner 780X90

Oleh Daswatia Astuty *)

Pernahkah kita membayangkan bagaimana orang-orang sebelum masehi menghitung jumlah anak yang mereka miliki? Tanpa aksara, tanpa angka, dan tanpa teknologi modern, manusia prasejarah mengandalkan kreativitas untuk mencatat hal-hal penting dalam hidup mereka.Perjalanan panjang dalam menghitung dan bertransaksi ini tidak hanya mencerminkan evolusi teknologi tetapi juga menggambarkan perkembangan pola pikir dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks.

Mari kita mulai melihat bagaimana perkembangan itu dimulai dari zaman prasejarah, ketika bahasa lisan menjadi alat komunikasi utama, manusia menggunakan alat-alat sederhana untuk menghitung. Batu kerikil, torehan pada kayu, atau simpul pada tali menjadi cara praktis untuk merekam jumlah anak, hasil panen, atau barang kepemilikan lainnya. Sistem ini, meskipun tampak primitif, memberikan dasar penting bagi perkembangan matematika.

Dibeberapa budaya, tali bersimpul seperti quipu digunakan untuk menyampaikan informasi numerik yang lebih rumit. Namun, sistem ini sangat bergantung pada ingatan dan ketelitian, mencerminkan keterbatasan dan tantangan zaman itu, Bisa dibayangkan jika tiba-tiba batu kerikil itu jatuh atau hilang, dia tentu bingung kehilangan satu anak, panen atau ternaknya.

Seiring berkembangnya peradaban, masyarakat mulai mencari cara yang lebih efisien untuk menghitung dan mencatat hasil panen dan tangkapan buruannya.  Sistem barter menjadi dasar ekonomi pada masa awal peradaban. Barang-barang seperti garam, kulit binatang, atau kerang digunakan sebagai alat tukar yang disepakati. Namun, barter menghadapi tantangan tersendiri: kesulitan dalam menentukan nilai yang setara antara barang. Kebutuhan ini mendorong masyarakat untuk menciptakan sistem nilai yang lebih seragam, dan di sinilah konsep uang mulai berkembang.

Seterusnya pada sekitar 3000 SM, bangsa Sumeria di Mesopotamia menciptakan sistem angka pertama dengan menggunakan piktogram. Sistem ini memungkinkan mereka mencatat jumlah besar hasil pertanian dan barang dagangan.

Berikutnya Bangsa Babilonia kemudian menyempurnakan sistem ini dengan memperkenalkan bilangan berbasis 60, yang hingga kini itulah yang kita gunakan untuk menghitung waktu. Pada masa yang sama, alat seperti abakus mulai digunakan, memberikan kemampuan untuk melakukan perhitungan lebih kompleks. Kemunculan abakus menjadi tonggak penting dalam sejarah teknologi menghitung.

Perkembangan terus berjalan hingga sekitar 600 SM, bangsa Lydia menciptakan uang logam pertama dari campuran emas dan perak. Ini menjadi revolusi besar dalam transaksi karena menawarkan alat tukar yang lebih seragam dan tahan lama. Namun, timbul masalah baru penggunaan uang logam juga menuntut sistem kepercayaan dan pengawasan.

Pedagang harus memastikan keaslian uang melalui berbagai cara, termasuk menggigitnya untuk menguji kadar logamnya. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi baru selalu disertai tantangan baru. Hehehe bisa dibayangkan setiapkali jika ingin memastikan keaslian uang dengan harus mengigitnya, itu berisiko membuat gigi bisa patah dalam proses ini.

Kemudian uang kertas pertama kali diperkenalkan di Cina pada abad ke-9 selama Dinasti Tang. Lebih praktis daripada logam, uang kertas memungkinkan transaksi dalam jumlah besar tanpa beban berat. Namun, masyarakat pada masa itu membutuhkan waktu untuk memahami dan menerima uang kertas sebagai alat tukar yang sah. Perubahan ini memperlihatkan betapa inovasi baru sering kali membutuhkan adaptasi sosial yang tidak mudah.

Mari kita lihat perkembangannya di Era modern, perkembangan teknologi transaksi semakin pesat. Penemuan mesin penghitung mekanis pada abad ke-19 membuka jalan bagi kalkulator elektronik dan komputer, yang merevolusi cara manusia menghitung dan mencatat.

Dengan kemunculan internet, transaksi digital menjadi norma baru. Dompet digital, pembayaran melalui QR code, dan mata uang kripto seperti Bitcoin kini menawarkan cara bertransaksi yang cepat, aman, dan efisien. Teknologi blockchain yang mendasari mata uang kripto membawa transparansi dan keamanan yang belum pernah ada sebelumnya, Namun tetap juga menciptakan tantangan baru, seperti risiko kehilangan akses akibat kelalaian pengguna.

Kemajuan teknologi dalam menghitung dan transaksi juga membawa dampak besar pada berbagai aspek kehidupan. Di satu sisi, kecepatan dan efisiensi meningkat, memungkinkan manusia untuk fokus pada kegiatan yang lebih produktif.

Namun, di sisi lain, muncul tantangan baru seperti risiko keamanan siber, ketergantungan terhadap teknologi, dan hilangnya keterampilan tradisional. Perubahan ini mengajarkan kita bahwa setiap inovasi teknologi membawa tanggung jawab untuk mengelola dampak negatifnya dengan bijak.

Renungan dari perjalanan panjang ini adalah bagaimana setiap inovasi teknologi mencerminkan kebutuhan dan visi manusia untuk hidup yang lebih baik. Dari batu kerikil hingga blockchain, setiap era menghadirkan tantangan dan solusi yang unik.

Evolusi teknologi menghitung dan bertransaksi juga menunjukkan betapa manusia adalah makhluk yang adaptif, selalu mencari cara untuk mengatasi keterbatasan dan memperbaiki kualitas hidup. Namun, di tengah kemajuan ini, penting untuk tetap mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mungkin timbul. Antisipasi terhadap risiko ini harus menjadi bagian dari perjalanan kita ke masa depan.

Kini, kita hidup di era di mana teknologi berkembang begitu pesat sehingga sulit membayangkan seperti apa bentuk transaksi di masa depan. Mungkin suatu saat nanti, teknologi yang kita anggap canggih hari ini akan terlihat kuno oleh generasi mendatang. Renungan ini mengajarkan kita untuk selalu membuka diri terhadap perubahan dan inovasi, sembari menghargai perjalanan panjang yang telah membawa kita ke titik ini, serta mempersiapkan diri untuk tantangan dan peluang yang ada di masa depan.

*) Telly D nama pena Daswatia Astuty, Pemerhati pendidikan, pekerja sosial kemanusiaan, penasihat komunitas RVL dan penulis 42judul buku.

banner 780X90
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *