banner 728x250

TAREKAT ; Madrasah Spiritual Para Pencari Tuhan ( Salik )

  • Share
banner 780X90

Oleh: Mohammad Misbah Sadjad.
( Pembina Angkatan Muda Tarekat Indonesia “AMTI” )

 

Example 300x600

Akurat Media News.Com – Pada dasarnya Agama Allah ( Islam ) dijabarkan dalam tiga ilmu, yang kesemuanya fardlu ain untuk dipelajari, Pertama ; Ilmu yang membawa Aqidah menjadi benar, di sebut dengan Ilmu tauhid ( al-ilmu alladzi yushohhihu al-aqidah ). Kedua ; Ilmu yang membawa ibadah menjadi benar, disebut dengan Ilmu Fiqh ( al-ilmu alladzi yushohhihu al-ibadah). Dan yang Ketiga ; . Ilmu yang membawa hati menjadi lebih baik, disebut Ilmu Tasawuf ( al-ilmu alladzi yushohhihu al-qolb ).

Tasawuf sebagai terminology formal baru dikenal di periodesasi tabi’in ( setelah para sahabat Nabi SAW ). Karena, di zaman Nabi SAW dan para Sahabat, seseorang yang paling baik dalam moralitas dan kehidupan zuhudnya disebut Shahabi, tidak ada istilah sufi, mursyid dan sejenisnya.

 

Tasawuf memiliki nilai positif dalam membangun khazanah perkembangan peradaban umat Islam, kehadirannya mampu mengisi alam pikiran umat Islam pasca insiden Al-fitnah Al-kubra ( 35 H ) .

Saat itu mereka yang rasional ( ahl-ra’y :qodariyah/muktazilah) mengecilkan faham al-hadist (jabariyah/ahlusunnah), belum lagi pertentangan aliran fanatic pendukung Khalifah ali (syiah) dengan yang kontra (khawarij) ,. Dari sini para Sufi ingin membawa pencerahan pemikiran guna mendapatkan ketenangan hati melalui ajaran yang menyentuh nilai-nilai kemanusiaan ( insaniah) serta lintas madzhab (aliran). Karena itu Tasawuf menjadi satu-satunya gerakan revolusi spiritual yang menembus batas-batas sempit , sehingga mampu meneropong relasi manusia dengan Tuhan secara utuh, menanggalkan symbol-simbol agama.

Ijtihad para Sufi itulah yang kemudian di ikuti oleh para pengikutnya, sehingga menjadi sebuah Madrasah yang kemudian di kenal dengan istilah Thoriqoh (tarekat), dalam Madrasah itu ada proses yang harus ditempuh oleh seorang salik (pencari tuhan) , mulai dari Ibadah, Riyadhah,Waro’ , Mujahadah dan sejenisnya.

 

Di Indonesia peran Tarekat sangat bermakna bagi upaya mendidik spiritual masyarakat, menggalang kebersamaan umat Islam maupun umat Manusia serta sebuah institusi non formal yang mampu menjadi alternative yang kemudian terakomodir dalam sebuah Harokah Organisasi yang di kenal dengan JATMAN ( Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Almuktabaroh Annahdliyah)

Tarekat menurut pandangan para sufi adalah ; mengambil ( melaksanakan ) agama dengan sangat waspada dan berhati-hati didalam semua amal perbuatan. Dalam pada itu mengemuka pula bahwa semua ajaran tarekat nyatanya bersumber dari dan bermuara pada ajaran tasawuf yang di kenal sebagai tradisi dan ahlak kenabian dan menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai titik sentralnya.

Ajaran tarekat mengacu kepada Al-Quran dan Assunnah, serta berasal dari metode suluk yang dilandasi dengan landasan unsur sanad, yaitu sistem silsilah yang secara sinambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW . Adanya perbedaan siapa pendiri ajaran tarekat tidak mengakibatkan adanya perbedaan di antara tarekat-tarekat yang ada, karena setiap tarekat pasti mengacu pada ahlak kenabian kalaupun ada perbedaan, itu hanya pada cara amalan dan wiridnya saja. Maka dalam Tagline nya JATMAN menyatakan ” Wain Tanawwa’at Alqoobuhaa, Lakin Twahhadad Maqosiduha Wahiya ALLOH” , meski ada perbedaan nama namun satu tujuan yaitu ALLAH SWT.

Berbagai tarekat berkembang di dunia Islam, bahkan di Indonesia saja terdapat lebih dari empat puluh Tarekat yang muktabaroh , di antara tarekat yang mempunyai pengaruh besar sampai saat ini seperti : Tarekat Al- Qodiriyah yang di dirikan oleh Syaikh Abdul Qodir aljailani ( 1166 M ) , Tarekat Naqsabandiyah yang di dirikan oleh Baha Naqsaband Albukhori (1390 M) , Tarekat Sadhiliyah yang didirikan oleh Abu Hasan Al Syadhili ( 1258 M ) , Tarekat Al Tijaniyah yang didirikan oleh Abu Al Abbas Ahmad Ibn Muhammad al Tijani ( 1815 M ) dan tarekat-tarekat yang lainnya.

Semua tarekat-tarekat tersebut pada satu sisi mempunyai derajat / tingkatan Universal dan sisi lain mempunyai kekhususan. Universal ;karena ia merupakan acuan inti dan kaidah penuntun hidup dalam menterjemahkan jalan Aqidah dan jalan Syariah untuk mencapai derajat Ihsan. Mempunyai kehususan , karena ia memiliki makna dan fungsi Jihad Spiritual yaitu Mujahadah an-Nafs yang berarti : upaya yang sungguh-sungguh dan sistemik dalam mensucikan dan mengendalikan hawa nafsu , agar dirinya tetap di jalan yang lurus sampai kepada maqom / derajad menikmati cita rasa Mahabbah dan Makrifat kepada Allah SWT . Dan mempunyai makna Riyadhoh TahdIb an-Nafs yang berarti : upaya yang sungguh- sungguh dalam menempa , mengarahkan , meningkatkan dan mencerahkan jiwa agar memenuhi panggilan dan kerinduan mistis Ilahiyah , sehingga dirinya senantiasa berada pada derajat an-Nafs al-Mutmainnah.

Oleh karena itu, perjalanan dan pengamalan Tarekat pasti menyangkut antara seorang murid yang disebut Salik ( penganut suatu tarekat) dan seprang Guru atau pemandu yang disebut Mursyid ( guru pemandu spiritual tarekat). Hubungan antara Guru / Mursyid dan murid sangat dekat dan sangat ketat dengan kedisiplinan, yang selanjutnya berkembang menjadi kekerabatan khas, di mana murid setia mengikuti praktik ibadah sebagaimana sang guru mursyid. Sistem hubungan Guru Mursyid dan murid inilah hingga melahirkan sufi-sufi besar. Para sufi besar mewariskan amalan tarekatnya kepada para muridnya baik dalam bentuk Jama’ah ( organisasi ) dan Jam’iyah ( gerakan) untuk tetap melestarikan ajaran gurunya. Karena itu , tarekat diarahkan kepada upaya bagaimana seorang murid menyatakan ketundukan mutlak dirinya kepada guru mursyid dalam suatu sistem dan acuan kaidah penuntun tarekat.

Oleh karena tarekat banyak macamnya , maka masing-masing guru mursyid mempunyai metode yang berbeda pula. Sebagian guru mursyid mentarbiyah/ mendidik dengan cara memberikan petunjuk untuk beribadah kepada Allah dan berahlak mulia. Sebagian yang lain memberikan aurod (amalan ibadah) seperti sholat sunat, puasa membaca Alquran membaca tasbih ditambah Aurod tertentu yang di tugaskan Guru Mursyid kepadanya semisal membaca dzikir Ismu Dzat ( Allah..Allah..Allah ) atau dzikir Nafi Itsbat ( Laa Ilaaha Illallah ).

Bimbingan yang terus menerus , dan dilaksanakan secara istiqomah ( konsisten) terhadap murid merupakan syarat mutlak bagi kemajuan tahap-tahap perjalanan rohani. Sang guru mursyid mencitrakan dirinya sebagai Syaikh Attarbiya ,yaitu guru pemandu rohani yang brtugas untuk menuntun dalam metode dan latihan , namun dengan persyaratan bahwa sang guru bisa memastikan bahwa muridnya telah mampu dan bersedia menjalani tarekat tersebut.

Pada ahirnya , setiap pengamalan tarekat serta acuan dan kaidah penuntunnya harus tetap dalam bingkai perspektif syariat Islam , sejalan dengan ajaran Al-Quran ,al-Sunnah serta sistem suluk ( pengembaraan) yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW . Hanya dengan ini tarekat bisa disebut Muktabaroh yang memiliki makna dan dampak bagi pengamalnya.
Untuk itu selamat atas terpilihnya KH. Musthofa Badri, sebagai Mudir Idaroh Wustho JATMAN Jatim dan KH. Fathul Huda Sebagai Roisnya, semoga amanah, berkah dan senantiasa dalam naungan Ridho Alloh SWT.

Wallahu A’lam Bissowab.

banner 780X90
Writer: RedEditor: Sugik
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *