Madiun, akuratmedianews.com – Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (JAKER) Kota Madiun menggelar diskusi dan bedah buku Menghadang Kubilai Khan di gedung perpustakaan dan arsip kota Madiun, Selasa (15/10/2024)
Acara digelar dalam rangka perjalanan menuju 32 tahun kiprah Jaker di Indonesia.
Hadir tiga orang narasumber yaitu, AJ. Susmana penulis buku Menghadang Kubilai Khan, Bernadi S. Dangin, pemerhati sejarah Madiun serta Jarot S. Wardoyo, pemerhati budaya dan spiritual.
Bernadi S. Dangin dalam uraian yang bertajuk Berselancar di Masa Klasik Madiun menyebut bahwa Madiun pernah menjadi ibu kota kerajaan Medang, hal ini didukung dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti dan situs wilayah Madiun dan sekitarnya, namun dirinya menyayangkan adanya situs-situs justru yang diklaim sebagai peninggalan Majapahit.
” Hal ini masih bisa kita perdebatkan secara keilmuan dan kajian riset yang telah Kami lakukan agar ada pelurusan dari sejarah itu sendiri,” ujar pria yang akrab dipanggil Mas Bernad.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh puluhan warga Madiun dari berbagai elemen seni, budaya serta sejarawan ini lebih hidup ketika pembicara utama yang juga penulis buku Menghadang Kubilai Khan ini mengurai literatur dan intisari di dalamnya.
Dalam paparannya Ia menyampaikan pentingnya kita memaknai dalam peristiwa yang terjadi di tahun 1293 M lalu, dimana kekuatan Kubilai Khan dari kerajaan Mongol yang ingin menguasai mayoritas wilayah dunia serta ketokohan Kertanegara, raja Singasari dengan segala strateginya bisa menetralisir konfrontasi diantara dua kerajaan besar dimasanya.
” Situasi geopolitik tidak bisa dipisahkan dari sebuah perjalanan bangsa, dari sini kita melihat ketokohan seorang pemimpin kerajaan dipertaruhkan,” ujar AJ. Susmana pria kelahiran Klaten Jateng.
Lebih lanjut ditambahkan kalau bangsa ingin kuat, maju dan kokoh maka yang harus diutamakan ialah persatuan nasional, keadilan dan kemakmuran bangsanya.
“Kini diusia 79 tahun bangsa ini para pemimpin harus belajar dari sejarah masa lalu, bagaimana Kubilai Khan dengan ambisi ekspansi serta Kertanegara yang menjaga kesatuan dan persatuan dari invansi bangsa asing, maka pemimpin harus bisa memainkan geopolitik global, berdiri sama tinggi dengan bangsa lain serta menjaga kedaulatan bangsa dan negaranya dengan baik,” tegas pria yang menjabat Dewan Pengawas DPP Jaker
Semoga Jaker diusia ke 32 tahun ini tetap concern pada apa yang diperjuangkan selama ini, concern seni budaya, berimbang di spiritual serta menjaga nilai-nilai kebenaran sejarah (red/t)