Akuratmedianews.com– Keberadaan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di keluhkan warga Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Pasalnya, aktivitas perusahaan itu dinilai menimbulkan bau tak sedap dan kebisingan, terutama dirasakan oleh 18 kepala keluarga (KK) yang tinggal bersebelahan dengan lokasi pabrik.
Keluhan itu disampaikan langsung oleh Kepala Desa Tasikharjo, Damuri dalam audiensi bersama warga dan perwakilan PT TPPI di balai desa setempat, Kamis (21/8/2025).
“Sebanyak 18 KK ini meminta direlokasi, tapi sampai detik ini tidak ada tanggapan dari pihak TPPI. Padahal 2019 kita sudah menyerahkan berkas apresial ke TPPI,” ungkap Damuri.
Damuri juga mengungkit soal dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) proyek TPPI Olefin Complex dengan nilai investasi mencapai Rp50 triliun, yang akan memproduksi Aromatic dan Olefin.
Menurutnya, pembangunan proyek tersebut seharusnya tidak memenuhi syarat karena masih terdapat belasan rumah warga yang berhimpitan dengan lokasi pabrik.
“Dulu saat ada rencana pembangunan Olefin dan dilakukan addendum AMDAL, kami sudah sampaikan ada 16 rumah yang berhimpitan. Jadi sebelum ada relokasi, seharusnya proyek tidak bisa dijalankan,” tegasnya.
Selain persoalan relokasi, Damuri juga mendesak agar TPPI lebih transparan dalam proses rekrutmen tenaga kerja. Ia menekankan bahwa setiap kali ada warga Tasikharjo yang resign, maka penggantinya harus dari desa setempat sesuai kompetensi.
Sementara itu, perwakilan HSSE PT TPPI Ahmad Muzakki menjelaskan, urusan relokasi rumah warga menjadi bagian dari proyek besar Olefin yang ditangani langsung oleh Kilang Pertamina Internasional (KPI), bukan TPPI.
“Relokasi itu bagian dari proyek Olefin yang ditangani KPI. AMDAL proyek Olefin juga sudah dibahas di Surabaya bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan. Ada dua aspek regulasi yang harus dipenuhi, yakni AMDAL lingkungan dan transportasi,” terangnya.
Terkait keluhan bau dan kebisingan, ia mengakui sempat terjadi masalah teknis pada mesin, namun sudah ditangani. Pihaknya telah membangun tembok peredam untuk mengurangi kebisingan dan melakukan perbaikan alat agar bau tidak lagi muncul.
“Beberapa waktu lalu memang ada kebisingan, tapi sudah kami perbaiki. Untuk bau, setelah overhaul alat selesai, sekarang sudah tidak ada lagi,” katanya.
Lebih lanjut, Muzakki menegaskan akan membentuk tim kecil untuk meningkatkan komunikasi dengan pemerintah desa sekitar, termasuk soal rekrutmen tenaga kerja.
“Mungkin komunikasi yang perlu ditingkatkan. Ada hal-hal yang bisa disampaikan, ada yang tidak. Tapi dengan tim kecil ini, mudah-mudahan komunikasi bisa lebih baik,” tandasnya.