Akuratmedianews.com – Bupati Kabupaten Ponorogo Sugiri Sancoko ternyata menjadi kepala daerah yang memimpin kabupaten/kota paling populer di Jawa Timur. Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) dari enam bulan pertama masanya menjabat, Bupati Kota Reog tersebut unggul dibanding sembilan kepala daerah lain yang masuk 10 besar sebagai kepala daerah terpoluler versi survei ARCI.
‘’Survei ARCI menjaring 10 kepala daerah terpopuler di Jawa Timur. Survei itu kami lakukan pada 7-20 Agustus kemarin,’’ ujar Direktut ARCI Baihaki Sirajt, Kamis (28/8/2025).
Berdasarkan hasil survei, Sugiri menduduki peringkat pertama dengan tingkat kepopuleran, atau namanya dikenal oleh 61,7 persen responden. Sedang 57,3 persen responden menyatakan suka. Posisi kedua diduduki Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya dengan tingkat kepopuleran 50,3 persen dan tingkat disukai 42,9 persen. Di posisi ketiga ada Bupati Jember Muhammad Fawaid yang punya tingkat kepopuleran 47,6 persen dan disukai 20,4 persen oleh responden.
Kemudian di posisi keempat ada nama Achmad Fauzi, Bupati Sumenep yang tingkat kepopulerannya 45,9 persen dan disukai oleh 40,1 persen responden. Nama Bupati Tuban Aditya Hlindra Faridzky berada di posisi kelima. Pria yang masih betah melajang itu punya tingkat kepopuleran 31,6 persen dan disukai 25,9 persen.
Sedangkan di posisi keenam diisi Wali Kota Madiun, Maidi yang punya tingkat kepopuleran 29,7 persen dan tingkat disukai 25,8 persen. Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dengan tingkat kepopuleran 27,6 persen menduduki peringkat ketujuh, dan tingkat disukai 24,3 persen.
Lalu posisi kedelapan ada Bupati Trengglek, Muhammad Arifin yang punya tingkat kepopuleran 26,9 persen dan disukai oleh 21,6 persen responden. Sedangkan posisi kesembilan dihuni Muhammad al Barra Bupati Mojokerto yang tingkat kepopulerannya 23,5 persen dan tingkat disukai 19,2 persen. Posisi kesepuluh adalah Ahmad Yani Bupati Gresik yang punya kepopuleran 20,1 persen dan tingkat disukai 15,3 persen.
Baihaki menyebutkan, populasi survei ini adalah warga negara Indonesia di Jawa Timur yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah pada saat wawancara dan bukan anggotaTNI/Polri.
‘’Survei ini menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling. Dengan jumlah sampel dalam survei 1.200 respon dendengan Margin Of Error ± 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,’’ jelasnya.
Metode pengumpulan data, lanjutnya, adalah responden terpilih diwawancarai secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih. Setiap pewawancara bertugas mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan. Metode wawancara dan pengumpulan data dengan menggunakan sistem teknologi informasi (TI) sehingga data entri dapat dilakukan dengan cepat (realtime).
Sedang untuk kendali mutu survei adalah pewawancara lapangan minimal mahasiswa atau sederajat dan mendapatkan pelatihan (workshop) secara intensif di setiap pelaksanaan survei. Pengambilan data survei, penentuan responden dan wawancara lapangan dilaksanakan pada 7–20 Agustus 2025. Sementara, validasi data sampel dilakukan dengan populasi yang diperoleh melalui data sensus
(BPS) terakhir.
‘’Stratifiet multistage random sampling yang digunakan yakni populasi pemilih dikelompokkan berdasarkan kabupaten/kota. Selanjutnya sampel dipilih secara berjenjang di masing–masing strata (kabupaten/kota),’’ ungkapnya.
Kemudian tahap satu Primary Sampling Unit (PSU) pada survei ini adalah tingkat desa/kelurahan secara proporsional di seluruh kabupaten/kota yang dipilih secara acak. Jumlah responden pada masing–masing PSU adalah 10 responden.
Lalu tahap dua; dari masing–masing desa/kelurahan terpilih, didaftarkan populasi TPS yang ada untuk diPilih lima TPS secara acak (5TPS dari setiap desa/kelurahan terpilih). Lalu tahap ketiga; dari masing–masing TPS terpilih yang terdaftar PemilihTetap (DPT) pada data Center KPU di Pemilihan Presiden dan Legislatif 2024 kemudian dilakukan Stratifikasi Gender, yaitu pengelompokan populasi pemilih laki–laki dan populasi pemilih erempuan di masing–masing TPS.
Selanjutnya tahap keempat, populasi responden yang ada pada daftar pemilih tetap (DPT) pada data center KPU kemudian dipilih dua responden, satu laki–laki dan satu perempuan secara acak di setiapTPS sehingga terpilih total ada 10 responden pemilih di setiap desa/kelurahan.










