banner 728x250

Agar Akses Warga Cepat Pulih Pemkab Lumajang Bangun Jembatan Penghubung Senduro–Gucialit

  • Bagikan
banner 780X90

 

Lumajang, AMN – Pemerintah Kabupaten Lumajang mulai membangun kembali dua jembatan vital, yakni Jembatan Curah Maling dan Curah Kebo, yang sebelumnya ambruk akibat hujan deras dan longsor beberapa waktu lalu. Pengerjaan dimulai Kamis (30/10/2025), tepat 42 hari setelah peristiwa tersebut.

 

Langkah cepat ini menjadi upaya strategis Pemkab Lumajang untuk memulihkan konektivitas antara Kecamatan Senduro dan Gucialit, dua wilayah yang selama ini memiliki peran penting dalam pergerakan ekonomi dan sosial masyarakat.

 

Bupati Lumajang, Ir. Indah Amperawati, M.Si, menegaskan bahwa percepatan pembangunan jembatan menjadi prioritas utama agar aktivitas warga tidak terganggu terlalu lama.

 

” Mulai hari ini, pembangunan jembatan Curah Maling dan Curah Kebo yang putus akibat hujan deras dan longsor insyaallah mulai dilaksanakan. Mohon doa agar prosesnya berjalan lancar dan bisa segera dilalui masyarakat luas,” ujar Bupati Indah saat meninjau lokasi bersama Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma.

 

Pemerintah menggunakan jembatan Bailey portabel, sistem konstruksi cepat yang dikenal kokoh dan efisien untuk kondisi darurat. Lebar jembatan juga diperluas dari semula 3,5 meter menjadi 4,2 meter, agar dapat menampung volume kendaraan yang meningkat serta memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan.

 

Sebelum pembangunan resmi dimulai, warga setempat lebih dahulu bergotong royong membangun jembatan darurat dari kayu dan bambu untuk memudahkan akses sementara. Bupati Indah mengapresiasi semangat kebersamaan masyarakat yang dinilainya menjadi energi utama dalam percepatan pemulihan infrastruktur.

 

“Semangat warga menjadi motor penggerak, pemerintah hadir memperkuat dan mempercepat proses agar manfaatnya langsung dirasakan,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma menyoroti arti penting jembatan tersebut sebagai urat nadi mobilitas masyarakat di wilayah pegunungan Lumajang.

 

“Jembatan bukan sekadar bangunan fisik, tapi jembatan kehidupan. Semakin cepat dibangun, semakin cepat masyarakat bisa beraktivitas normal dan ekonomi kembali bergerak,” ujarnya.

 

Pemkab Lumajang menargetkan jembatan sementara Bailey dapat segera difungsikan agar akses kendaraan bisa kembali dibuka. Setelah tahap ini rampung, pembangunan jembatan permanen dengan struktur lebih kokoh akan dilanjutkan.

 

Upaya cepat pemerintah daerah ini menjadi simbol respons sigap dan kolaboratif, menunjukkan bahwa ketika bencana melanda, sinergi antara masyarakat dan pemerintah mampu menghasilkan solusi yang cepat, aman, dan berkelanjutan.

 

Kini, Jembatan Curah Maling dan Curah Kebo tidak hanya menghubungkan dua wilayah, tetapi juga menjadi simbol komitmen Lumajang untuk bangkit dan membangun dengan semangat kepedulian dan kebersamaan.

(naf)

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *