Akuratmedianews.com – Setelah 17 bulan menembus dominasi jaringan mafia lobster Indonesia-Vietnam, Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP) resmi menancapkan tonggak ekspansi bisnis perikanan budidaya lobster di Vietnam. Holding Company asal Indonesia ini sukses menjalin kemitraan dengan empat perusahaan Vietnam dan membentuk empat Joint Venture (JV) strategis di sektor budidaya benih bening lobster (BBL).
Empat provinsi di wilayah tengah Vietnam yang kini menjadi basis budidaya lobster BALAD GRUP adalah Provinsi Khanh Hoa, Phu Yen, Binh Dinh, dan Provinsi Ninh Thuan. Keempat provinsi ini bukan sekadar kawasan strategis perikanan, tetapi juga merupakan wilayah bekas pusat utama Kerajaan Champa.
Bagi Direktur Utama BALAD GRUP, yang merupakan cicit dari Raja Agung Champa Sri Jaya Singhavarman dan trah ke-13 dari Sunan Gresik serta ke-19 dari Sunan Ampel, ekspansi ini memiliki makna historis dan spiritual yang mendalam.
“Saya merasa seperti mendapat panggilan leluhur. Bukan hanya soal bisnis, ini tentang membumikan kembali kejayaan Champa melalui jalur ekonomi,” ujar sang direktur dari Sheraton Saigon, Ho Chi Minh City.
Selama hampir satu setengah tahun, ia bolak-balik Jakarta-Hanoi untuk menuntaskan seluruh proses legalitas dan kemitraan bisnis. Dengan selesainya semua urusan administratif pada 18 Juli 2025, ia kini bersiap memusatkan operasi dan perluasan bisnis dari Ho Chi Minh, kota yang strategis sebagai titik transit ke empat provinsi budidaya lobster.
BALAD GRUP bersama saudara perusahaannya, Bandar Indonesia Grup, merupakan dua holding besar yang bergerak di sektor perikanan budidaya dan pertambangan. Saat ini, kedua grup tersebut telah mengelola ratusan anak perusahaan yang aktif di berbagai lini bisnis, termasuk ekspor hasil laut dan perdagangan batu bara.
“Trah bukan kebanggaan, melainkan tantangan. Saya ingin menjawab warisan para Sunan dan Raja Nusantara dengan prestasi yang nyata dan mendunia,” tegasnya.
Ia juga mengisyaratkan bahwa Vietnam hanya langkah awal sebelum menjawab “panggilan leluhur lainnya” di Tiongkok, tanah leluhur dari Ibunda Sultan Fatah, Raja pertama Demak.
“Trah bukan kebanggaan, melainkan tantangan. Saya ingin menjawab warisan para Sunan dan Raja Nusantara dengan prestasi yang nyata dan mendunia,” tandasnya.
Ia juga mengisyaratkan bahwa Vietnam hanya langkah awal sebelum menjawab “panggilan leluhur lainnya” di Tiongkok, tanah leluhur dari Ibunda Sultan Fatah, Raja pertama Demak.
Kini, dengan semangat membangun ekonomi maritim berbasis nilai sejarah dan visi besar korporasi, BALAD GRUP optimis menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di Vietnam dan kawasan Asia Tenggara.