banner 728x250

Dari Motion Graphic ke Light Art, Jelajahi Void Vision 2025

  • Bagikan
Void Vision 2025 di Kota Malang hadirkan pameran digital media art dengan sejumlah instalasi karya yang imersif. (Foto: Lailia)
banner 780X90

Akuratmedianews.com Festival seni digital Void Vision 2025 resmi berlangsung di Latar Ijen, Kota Malang. Kegiatan tersebut dimulai tanggal 23 – 24 Mei 2025. Festival ini menjadi momen penting bagi kebangkitan media art lokal melalui eksplorasi teknologi, cahaya, visual, dan suara dalam sajian interaktif yang terbuka secara gratis.

Abe, teknisi sekaligus ilustrator motion graphic mengatakan bahwa Void Vision 2025 menjadi wadah bagi para seniman untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap minimnya ruang apresiasi di kota sendiri. Festival ini merupakan inisiasi kolektif Swarnaloka yang selama ini aktif mendorong ekosistem seni digital di Malang.

“Festival ini hadir dari keresahan bersama. Banyak seniman media art asal Malang justru lebih diapresiasi di luar kota. Kami ingin menciptakan ruang alternatif yang imersif dan berbeda dari pertunjukan seni konvensional,” ujar Abe saat ditemui wartawan Akurat Media News, Minggu (25/5/2025).

Salah satu sorotan utama dalam gelaran ini adalah instalasi  Light Art Installation dari Story of Karana. Proses kurasi karya dilakukan secara ketat bersama dosen dari Universitas Bina Nusantara (Ubhinus), dengan penekanan pada pengalaman audio visual yang utuh.

“Total terdapat 32 seniman yang terlibat. Kurasi kami menekankan pada visual yang responsif terhadap suara serta kekuatan karya menciptakan ruang yang benar-benar imersif,” tambah Abe.

Di antara deretan karya, kolaborasi antara florist Cyndhi Rukmana dan Abe juga menarik perhatian dengan instalasi bunga berbasis teknologi TouchDesigner. Instalasi karya ini menggunakan spektrum kaca dan menggambarkan perjalanan personal Cyndhi yang dulunya mengonsumsi produk olahan menuju konsumsi makanan organik.

“Kami ingin menampilkan bahwa alam dan teknologi bisa berjalan seiring. Ini pertama kalinya karya ini dipamerkan,” jelas Abe.

Tak kalah mencuri perhatian, karya bertajuk ‘Menuruni Hening’ dari Studio Karana yang menyajikan lima helai kain menyerupai air terjun justru hadir dengan kesan yang jauh menakjubkan. Instalasi karya ini memuat filosofi seorang manusia yang akan melakukan perubahan, maka setidaknya mampu untuk menyuarakan.

Oleh karena itu, karya ini dapat bereaksi terhadap suara melalui mikrofon yang telah disediakan dan dapat dicoba oleh pengunjung. Semakin tinggi nada suara pengunjung di mikrofon, semakin terang visual yang dipancarkan kain tersebut.

Lebih dari itu, Void Vision 2025 juga menjalin kolaborasi dengan akademisi dari berbagai universitas di Malang seperti Universitas Negeri Malang, Universitas Bhinneka Nusantara, Universitas Ma Chung, Universitas Brawijaya, dan Universitas Bina Nusantara.

“Kedepan, kami ingin menghadirkan video mapping di bangunan-bangunan lebih besar. Yang penting, seniman Malang bisa terus berkarya dan diapresiasi di kampung halamannya,” pungkasnya.

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *