SURABAYA | akuratmedianews.com – Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) dari Partai NasDem untuk Dapil Jatim 1 Surabaya-Sidoarjo, Lita Machfud Arifin menerima kunjungan dari sejumlah pelaku dan pegiat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Kabupaten Sidoarjo.
Dalam kesempatan tersebut, Lita Machfud Arifin menerima banyak keluhan dari para entrepreneur yang mayoritas masih berusia muda. Salah satunya seperti disampaikan oleh pemilik usaha Pentol Kabul, Eko Febriyanto.
Eko Febriyanto mengeluhkan pelayanan berbagai perizinan seperti sertifikasi halal dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang masih belum satu pintu. Akibatnya, proses pengajuan perizinan memakan waktu yang cukup lama.
“Karena waktunya yang lama itu, terkadang membuat pelaku UMKM terutama yang baru-baru enggan mengajukan sejumlah perizinan,” ujar Eko Febriyanto.
Bukan hanya soal perizinan, pengusaha muda asli Surabaya ini juga menyampaikan prihal sulitnya UMKM dalam mengembangkan usaha akibat minimnya perhatian dari pemerintah setempat. Dimana mereka kerap tidak dilibatkan ketika pemerintah kabupaten maupun instansi terkait menggelar pameran.
“Selama ini yang bisa ikut pameran ya UMKM itu-itu saja. Sementara UMKM yang baru-baru sulit dan selalu ditolak ketika mau ikut pameran,” cerita Eko Febriyanto.
Menurut Eko, pameran sebenarnya bisa menjadi media promosi bagi pelaku UMKM pemula. Apalagi, saat ini tidak sedikit produk lokal asli Sidoarjo justru tergusur akibat banyaknya produk dari luar.
Padahal, produk yang dikelola oleh UMKM di Sidoarjo tidak kalah menarik dan kreatif untuk ditawarkan secara meluas. Sebut saja produk fashion, kuliner, griya, craft, dan masih banyak yang lain.
“Harapan kita, semoga ke depan ada yang membimbing kita terutama UMKM yang baru merintis,” harapnya.
Senada dengan Eko Febriyanto, pelaku UMKM Sidoarjo lainya, Dito juga mengeluhkan minimnya kesadaran pegiat usaha mikro kecil menengah dalam melengkapi perizinan. Padahal, syarat tersebut dibutuhkan jika menginginkan UMKM naik kelas.
Mendengar keluhan tersebut, Lita Machfud Arifin mengaku akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di Kabupaten Sidoarjo. Lita Machfud Arifin berterima kasih atas semua masukan yang disampaikan kepadanya.
“Itu masukan buat saya. Nanti saya sampaikan aspirasi dari teman-teman pelaku UMKM ke instansi terkait,” ujar Lita Machfud Arifin.
Lita Machfud Arifin mengungkapkan, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) sebenarnya memiliki program yang sangat banyak dalam upaya mengembangkan UMKM. Program tersebut, tersebar di beberapa kementerian.
“Di Dekranas, kami punya prinsip kalau gatal kita garuk. Jika tidak gatal nanti orangnya akan marah jika digaruk,” jelas pengurus Dekranas pusat ini.
Atas pertimbangan itu, istri Kapolda Jatim pada masanya ini menyarankan, jika daerah menginginkan bantuan dari Dekranas maka mereka yang harus berinisiatif mengajukan permohonan bantuan ke dewan kerajinan nasional.
“Dekranas pusat itu punya banyak program yang bisa membantu ke daerah. Tetapi daerahnya gatal apa tidak? Kalau tidak gatal, kami tidak bantu. Mereka yang harus mengajukan ke kami programnya,” imbuhnya.
Di hadapan entrepreneur Sidoarjo, perempuan yang menjadi Ketua Bidang Pameran NasDem UMKM Trade Show (NUTS) ini mengaku memiliki cita-cita untuk mengembalikan kejayaan kerajinan tas di Tanggulangin. Dimana produk kerajinan tas Tanggulangin sempat menjadi primadona pada masanya.
”Tapi Sekarang saya kecewa kalau datang ke sana. Karena produk-produknya kebanyakan berasal dari china,” pungkas Lita Machfud Arifin. ( sg – amn )