Akuratmedianews.com – Masalah klasik pedagang kaki lima (PKL) yang meninggalkan gerobak dan tenda di tepi jalan kembali mencuat di Ponorogo. Meski sudah berulang kali diperingatkan, sejumlah PKL tetap membandel.
Gerobak ditinggal begitu saja setelah berjualan, memperburuk wajah kota, terutama di kawasan strategis seperti Jalan Juanda dan sekitar Alun-alun Ponorogo.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, yang akrab disapa Kang Giri, geram dengan pemandangan tersebut. Ia menegaskan tidak akan tinggal diam melihat pelanggaran yang dinilai merusak tatanan kota.
“Silakan berjualan, tapi rombong dibawa pulang. Jangan tinggalkan begitu saja di tepi jalan,” tegas Kang Giri, Sabtu (12/4/2025).
Menurutnya, banyak pedagang seperti warung angkringan di pusat kota sengaja meninggalkan tenda dan peralatan mereka di lokasi usai jualan malam. Praktik ini tak hanya membuat kumuh, tapi juga menyalahi aturan penataan ruang kota.
Kang Giri pun menginstruksikan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran untuk bertindak lebih tegas. Ia tak ingin Satpol PP terlihat loyo dan kompromistis pada pelanggaran yang sudah jelas melanggar peraturan daerah (perda).
“Tegas bukan berarti dibentak-bentak. Tapi jangan lemah, jangan dibiarkan seperti ini terus,” katanya.
Sebagai bentuk evaluasi, Pemkab bahkan berencana menerapkan program pelatihan khusus ala retret untuk Satpol PP dan Damkar. Tak hanya pelatihan fisik seperti baris-berbaris, tapi juga pembekalan mental dan peningkatan kapasitas penegakan perda di lapangan.
“Retret itu bukan sekadar refreshing, tapi penguatan moral dan integritas. Kami ingin Satpol PP dan Damkar lebih profesional dan berwibawa,” ujar Kang Giri.
Sorotan terhadap PKL bandel bukan hal baru. Namun pemerintah kini mulai menunjukkan langkah konkret agar aturan tidak hanya menjadi formalitas. Ketegasan ini diharapkan menjadi awal perubahan wajah kota yang lebih tertib dan nyaman bagi semua.
