Akuratnmedianews.com – Kasus dugaan kelalaian tenaga medis di Puskesmas yang mengakibatkan meninggalnya istri Joko Widodo, warga Dupak Bangunrejo Surabaya, kian memanas.
Setelah insiden tragis ini viral dan memicu kemarahan warga setempat, jajaran Puskesmas akhirnya mendatangi rumah duka didampingi pihak Kelurahan Dupak.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Puskesmas Dupak menyampaikan bahwa permohonan maaf kepada keluarga korban atas insiden yang terjadi.
Joko Widodo mengatakan bahwa sikap tersebut dianggap tidak cukup bagi keluarga korban maupun paguyuban warga Dupak Bangunrejo.
“Kami tidak bisa menerima tragedi ini dianggap selesai hanya dengan permintaan maaf. Kami butuhkan adalah pertanggung jawaban yang nyata dan langkah kongkret, agar kejadian ini tidak berulang,” kata Joko Widodo, suami korban dengan nada penuh emosi.
Sementara, Ketua Paguyuban Warga Dhani Bachtiar menyatakan bahwa pihaknya mendesak agar kepala Puskesmas Dupak diberi sanksi tegas. Ia menuturkan bahwa apa yang terjadi bukan semata kelalaian prosedural, melainkan bentuk nyata dari buruknya manajamen pelayanan kesehatan dasar selama ini diabaikan.
“Jika Kepala Puskesmas tidak mampu memastikan kualitas dan kecepatan layanan kesehatan, apalagi dalam kondisi gawat darurat, maka sudah seharusnya ia dicopot dari jabatannya. Ini soal nyawa manusia, bukan sekadar administrasi!,” seru Dhani dalam keterangan tertulis terima redaksi, Jumat (20/6/2025).
Menurut informasi yang dihimpun, surat pengaduan resmi dari paguyuban telah disiapkan dan akan segera dikirimkan kepada Wali Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Kota.
Surat tersebut berisi desakan. Adalah pertama, dilakukan investigasi menyeluruh dan transparan terhadap insiden ini. Kedua, diberikan sanksi administratif hingga pencopotan terhadap pihak yang bertanggung jawab. Dan, ketiga, diperbaiki secara sistematis protokol layanan darurat di seluruh puskesmas wilayah Surabaya.
Warga berharap tragedi ini menjadi momentum reformasi pelayanan kesehatan dasar di Surabaya. Mereka tak ingin ada lagi warga yang harus kehilangan nyawa hanya karena sistem yang lambat dan birokrasi yang kaku.
“Kami akan terus mengawal kasus ini sampai ada keadilan. Jangan ada lagi warga miskin yang dibiarkan mati hanya karena tak sempat dilayani,” tutup Dhani dengan suara bergetar.