Akuratmedianews.com – Sebanyak 10 Guru mengikuti pelatihan dan pendampingan praktik media pembelajaran berbasis Artificial Intelligence (AI), serta penyusunan dan penyempurnaan modul pelatihan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Pendidikan Ekonomi (PE) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di SLB PGRI Kamal Bangkalan.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 bulan, mulai Februari hingga November. Secara rinci, kegiatan ini menerapkan dua metode, yaitu luring dan daring. Pelaksanaan luring dilakukan pada 17 Juni 2025, sedangkan daring pada 24 dan 27 Juni 2025.
Dan, kegiatan ini mengusung tema Pelatihan Keterampilan Pemanfaatan AI dalam Pengembangan Media Pembelajaran sebagai Upaya Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Guru SLB PGRI Kamal Madura.
Dan, Kegiatan ini diketuai oleh Eka Hendi Andriansyah, S.Pd., M.Pd., dengan anggota M. Abdul Ghofur, S.E., M.Pd., Albrian Fiky Prakoso, S.Pd., M.Pd., Putri Ulfa Kamalia, S.Pd., M.Pd., dan Fitrania Maghfiroh, M.Psi.
Ketua Tim PKM PE Unesa Eka Hendi Andriansyah, S.Pd., M.Pd mengatakan bahwa problem yang dihadapi SLB PGRI Kamal Madura adalah keberagaman kebutuhan khusus siswa dan keterbatasan jumlah guru.
“Guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, karena masih dominan menggunakan metode konvensional tanpa bantuan teknologi,” ujar Hendi sapaan akrabnya, melalui keterangan tertulis diterima redaksi, Selasa (15/7/2025).
Hendi menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru SLB dapat memanfaatkan teknologi AI, agar mengembangkan media pembelajaran yang sesuai kebutuhan khusus.
“Kegiatan ini sangat relevan dengan tuntutan kurikulum merdeka, pentingnya pembelajaran berdiferensiasi serta kebutuhan guru-guru SLB untuk mengadaptasi teknologi dalam pembelajaran,” kata Ketua Tim PKM PE Unesa.
Lebih lanjut, Hendi menjelaskan bahwa SLB PGRI Kamal ini merupakan sekolah luar biasa yang menaunginya siswa dengan beragam disabilitas yaitu tuna rungu, netra, dan grahita.
“Namun, masih menghadapi kendala dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu, sekolah memiliki komitmen terhadap penerapan kurikulum merdeka,” jelasnya.
“Namun memerlukan dukungan peningkatan kapasitas guru, dalam penggunaan teknologi berbasis AI,” tambah Hendi.
Menurut Hendi, kami terus berkoordinasi dengan mitra untuk mengindentifikasi kebutuhan dan penyusunan rencana pelatihan.
“Penyusunan modul pelatihan berbasis kebutuhan ini dilakukan dua sesi baik luring maupun daring. Luring itu membahas terkait pengenalan AI dan praktik awal. Sedangkan, daring ini melakukan pendampingan, diskusi, penyempurnaan media pembelajaran,” tutur Hendi.
Hendi berharap melalui pendampingan ini, para guru mampu meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis AI yang sesuai dengan kebutuhan siswa disabilitas.
“Semoga para guru SLB ini dapat meningkatkan pemahaman media pembelajaran berbasis AI. Dan, kami mendapatkan pengalaman praktis dalam mendampingi guru SLB serta kontribusi nyata terhadap dunia pendidikan inklusif,” pungkasnya.










