AkuratMediaNews.Com-INHU Masjid Raja Pauh Ranap atau yang dikenal dengan sebutan nama Masjid Sultan Muda Indragiri terletak di Jalan Sultan Ibrahim, Desa Pauh Ranap, Kecamatan Peranap Indragiri Hulu Riau. Merupakan salah satu bangunan tua yang kini masih berdiri kokoh, peninggalan Sultan Muda Peranap.
Camat Peranap Yusri Erdi M.Pd didampingi Kepala Desa Pauh Ranap bersama Kontributor TVRI Riau mengatakan Masjid ini dibangun Sultan Muda Peranap sekitar tahun 1916, berada di pelosok desa yang berjarak lebih kurang 2 km dari ibu kota Kecamatan Peranap.
Cerita yang beredar di masyarakat setempat, pembangunan masjid pada masa kesultanan Sultan Muda dibantu oleh arsitek Tionghoa yang merupakan mualaf gujarat China.
Camat Peranap Yusri Erdi M.Pd menambahkan Bangunan masjid pada masa itu berada di permukiman penduduk yang dinamakan kampong Padang Pauh, yang termasuk salah satu pusat ajaran di Sungai Indragiri.
Terlihat sebuah bangunan ukuran kecil yang menyatu di depan masjid, di mana ruangan tersebut merupakan makam dari Raja Moehammad Sultan Muda Indragiri pendiri masjid.
Perpaduan bangunan dan ornamen mengandung unsur Islam Melayu. Bangunan tiga lantai ini juga banyak menyimpan sejarah, di mana lantai utama merupakan tempat berdakwah sedangkan lantai atas merupakan ruangan pertemuan khusus dan terdapat gong tua.
Menurut cerita, gong tersebut sakti bisa berbunyi sendiri. Masyarakat menyakini jika hal itu terjadi, bakal ada firasat buruk datang.
Camat Peranap Yusri Erdi M.Pd melanjutkan menurutnya Dulu pada zaman penjajahan Belanda, gong sakti tersebut pernah berbunyi sendiri. Tak lama kemudian rupanya ada bom yang mengarah ke masjid tapi tidak meledak. Gong juga akan berbunyi ketika datangnya banjir besar yang akan melanda,” ujar penjaga masjid, Jhon saat berbincang dengan AkuratMediaNews.Com
Kini masjid peninggalan Sultan Muda termasuk salah satu cagar budaya yang dilestarikan, dan dilindungi keasliannya oleh Pemerintahan kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau.
Masjid ini merupakan salah satu ikon kota Peranap yang memiliki tiga datuk yang gagah berani, yang disebut masyarakat Peranap yaitu wilayah Kenegrian Tiga Lorong.
“Masjid ko (ini) dibangun oleh Rajo Mudo dibantu oleh arsitek Chino tapi agamanya Islam. Masjid ko jugo tempat di mano urang-urang berziarah, bukan hanyo kalangan rajo jo yang kasiko, tapi masyarakat biaso pun sering berkunjung kasiko,” kata Jhon.
Jhon menambahkan, tidak hanya masyarakat lokal, kadang kala budayawan dari Malaysia juga mengunjungi masjid yang sudah berusia ribuan tahun ini tutupnya. (A.Rus)