Akuratmedianews.com – Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu mengadakan kegiatan pagelaran pentas Padhang Bulan versi islami bumbung suwung di Amphitheatre Sendratari Arjuna Wiwaha, Jalan H. Sultan Hasam Halim, Sisir, Kota Batu. Kegiatan tersebut ini dalam rangka memeriahkan di bulan Ramadan.
Dan, kegiatan rutin ini dihadiri langsung oleh kepala bidang (kabid) Kebudayaan Disparta Kota Batu, Ketua Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB) beserta jajaran, Kasepuhan Kota Batu, Ketua Komite Seni Tradisi, serta pamong budaya. Kegiatan ini bertajuk ‘Eling Asal Dumadine Kahanan Jagad’, acara ini berlangsung mulai pukul 20.00 hingga 22.00 WIB.
Ketua DKKB, Sunarto menyampaikan bahwa Kota Batu memiliki potensi seni yang luar biasa. “Selain seni tradisi yang sudah dikenal luas seperti bantengan dan glendo barong, ada banyak kesenian lain yang masih jarang disaksikan masyarakat. Ini menjadi komitmen kami dalam melestarikan seni tradisi agar semakin unggul, lestari, dan mendunia,” ujarnya.
Bumbung Suwung menampilkan suguhan dari sanggar seni binaan Disparta Kota Batu. Acara dibuka dengan pembacaan sholawat dan macapat Gembung Hakaryo Wiguno dari Beru, Bumiaji dan diikuti atraksi musik kreatif Bambamboe. Menariknya, para penonton juga diajak untuk berdiri disela-sela pembacaan sholawat tersebut.
Sebagai puncak acara, acara Bumbung Suwung menampilkan Tari Jaran Suwung. Tarian ini merupakan salah satu seni khas Kota Batu yang ditampilkan oleh Sanggar Banyu Kendi Mayang Seco.
Andi Tri Sudrajat atau Jojon, Ketua Kasepuhan Wong Batu Pareanom sekaligus pencipta Tari Jaran Suwung, menjelaskan bahwa tarian ini masih tergolong baru.
“Baru sekitar empat tahun dan yang membedakannya dari seni jaran kepang adalah penggunaan anyaman rotan sebagai bahan utama. Ini melambangkan kelenturan diri manusia dalam mengendalikan ego dan nafsu,” jelas Jojon saat ditemui wartawan Akurat Media News, Jumat (14/03/2025) kemarin.
Ia juga mengajak para seniman dan budayawan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam berkarya. “Jangan hanya jadi pengikut, tapi jadilah pencipta. Kita harus menghasilkan karya-karya yang memiliki nilai budaya tinggi,” imbuhnya.
Menariknya, pagelaran Bumbung Suwung ini tidak hanya menarik perhatian warga Kota Batu, tetapi juga masyarakat dari berbagai daerah. Salah satunya Ahmad Fauzi, pengunjung dari Lamongan.
“Saya tahu acara ini dari Instagram. Kebetulan saya dan keluarga sedang berlibur ke Kota Batu, jadi sekalian datang. Acaranya sangat menarik dan penuh nilai budaya,” ungkapnya.
Dengan komitmen melestarikan seni budaya, Bumbung Suwung menjadi salah satu pagelaran seni yang tidak hanya menghibur tetapi juga memperkuat identitas budaya Kota Batu di tengah masyarakat luas.