Sekretaris MUI Jatim, Dr Lia Istifhama MEI (foto dok Lia Istifhama)
SURABAYA, Akurat Media News– Dikenal sebagai Tokoh Perempuan yang sangat peduli terhadap pemberdayaan perempuan dan anak di Jawa Timur, Dr Lia Istifhama MEI, menyesalkan maraknya kasus pencabulan pada anak yang menjadi isu besar di Indonesia saat ini.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur ini prihatin permasalahan kasus pelecehan seksual, pencabulan terhadap anak bukan semakin menurun namun justru semakin marak terjadi.
Ketua DPP Perempuan Tani HKTI Jawa Timur ini menginggatkan jika peran keluarga sangat sentral dan penting dalam penanggulangan kasus pencabulan dan pelecehan seksual.
“Keluarga memiliki peran sentral untuk melindungi dan memberikan pemahaman kepada anak-anak untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya pelecehan dan kekerasan seksual menimpa dirinya. Termasuk memantau perkembangan mereka dilingkungan pendidikan dan segala aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak di media sosial,” kata Ning Lia sapaan Akrab Lia Istifhama, Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, Anak adalah bagian dari kelompok rentan yang harus dilindungi.
“Melindungi anak dari kejahatan seksual, kasus pencabulan adalah kewajiban semua pihak yang harus ikut terlibat dan mengambil bagian, terutama dilingkungan Keluarga,” imbuhnya.
Ning Lia yang merupakan Keponakan dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansah ini mengungkapkan jika peran orang tua dalam pengawasan terhadap sang buah hati juga sangat diperlukan. Orang tua harus benar-benar mengawasi dan melakukan pengecekan setiap aktivitas yang dilakukan anak-anak mereka baik dilingkungan pendidikan, lingkungan pertemanan dan di media sosial.
“Orang tua harus dekat tak ada sekat dengan sang buah hati, dengarkan curhatan mereka, beri masukan kepada mereka. Dan yang terpenting buat orang tua menjadi teman dekat sang anak. Tak hanya itu, bekal Iman kepada sang buah hati juga sangat penting. Kemudian sebagai orang tua, kita harus memberi contoh yang baik. Agar kemudian, anak-anak memiliki referensi yang tepat, karena apapun anak-anak ini menjadikan orangtua ini contoh dalam perbuatan sehari-hari mereka,” ungkapnya
“Dari situ maka anak-anak juga didorong untuk mampu menjadi anak-anak yang berani untuk menolak ajak-ajakan, entah itu dari lingkungan sekitar keluarga, maupun lingkungan di tempat umum, pendidikan dan lain-lain,” imbuh Lia
Ning Lia yang digadang-gadang maju sebagai Calon Anggota DPD RI pada Pemilu 2024 nanti tersebut memaparkan jika saat ini Pemprov Jatim telah memiliki Perda No. 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Serta Perda No. 2 Tahun 2014 yang mengatur terkait Sistem Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah ada Perda, juga sudah ada program. Sehingga kita akan bersama-sama berkomitmen melakukan pencegahan dan perlindungan kekerasan seksual pada anak,”paparnya.
Putri Tokoh NU, Almarhum KH Masykur Hasyim ini mendorong Kabupaten dan Kota yang ada di Jawa Timur untuk menyiapkan fasilitas berupa shelter bagi para korban pelecehan dan kekerasan seksual yang dialami anak-anak. Sebab, tindak pelecehan dan kekerasan seksual yang dialami anak berpotensi besar meninggalkan trauma yang mendalam dan mempengaruhi tumbuh kembang anak ke depan. Sehingga perlu ada kerja sama sinergis antar stakeholder di tingkat pusat hingga daerah terkait permasalahan ini.
“ Perlu kerja sama yang mutual antara pemerintah, dengan unit pelayanan anak yang ada di PPA Polri dan PPA Provinsi. Juga kabupaten/kota harus selalu berjejaring bersama-sama para rekan-rekan pendamping, lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial yang memiliki concern dalam perlindungan anak, juga diajak kerjasama,” harapnya.
‘Dunia Pendidikan juga menjadi tempat prioritas dalam penanggulangan kasus pelecehan seksual terhadap anak’
Untuk itu Ning Lia menekankan Guru sebagai seorang pendidik tentu tugasnya adalah mendidik, bukan malah sebaliknya menjadi pelaku dari kasus pencabulan.
Sungguh miris saat belakangan banyak ditemui pelaku dari pendidik yang justru bertindak cabul pada anak.
” Pendidik memiliki peran untuk mengedukasi anak murid dan orang tua murid dalam hal pendidikan seks, membangun lingkungan sekitar sekolah yang juga terdidik akan pendidikan seks sehingga sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk bertumbuh dan membangun karakter anak atau siswanya,” harapnya.
Pendidikan karakter pada anak juga menjadi bagian dari tugas pendidik atau guru diluar rumah, selain orang tua, agar anak kelak tidak menjadi pelaku dari kasus pencabulan, apalagi menjadi korban.
” Selain itu, masyarakat dan lingkungan sekitar anak juga berperan penting dalam menjaga lingkungan dari potensi adanya kesempatan bagi pelaku pencabulan mencari korban. Dampak seorang anak yang menjadi korban dari kasus pencabulan tidaklah main-main, bahkan bisa menimbulkan rasa trauma yang mendalam sepanjang hidupnya, maka dari itu ayo kita berperan dalam melindungi anak anak penerus bangsa ini,” Tegas Lia Istifhama. (Dik).