PROBOLINGGO,akuratmedianews.com – Malam ini kita sudah memasuki tahun baru hijriah, dimana Minggu, (07/07/2024) bertepatan dengan 1 Muharram 1446 H.
Sebagian ulama menganjurkan umat Islam meminum susu pada momentum tahun baru ini.
Minum susu putih pada tahun baru Muharram ini sekaligus sebagai sebuah harapan dan doa agar di sepanjang tahun dijadikan tahun yang putih, tahun yang bersih, dan tahun selalu melakukan kebaikan-kebaikan.
Dalam keterangan Jumhurul ulama’ (Kebanyakan Ulama’) dijelaskan pula sebuah doa yang dibaca saat minum susu di tahun baru 1 Muharram. Adapun doanya adalah:
ُاَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْهِ وَزِدْنَا مِنْه
Artinya: “Ya Allah, berkahilah minuman kami dan tambahkanlah darinya (rezeki) pada kami”
Dalam susu sendiri terdapat anugerah yang telah dipersiapkan Allah swt untuk umat Rasulullah saw khususnya untuk anak. Susu mampu menentukan kesempurnaan tumbuh kembang anak. Perihal manfaat susu juga sudah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits rasulullah saw.
“Dari sisi kesehatan pun susu memiliki banyak keutamaan seperti menumbuh kembangkan pertumbuhan anak, mencukupi dan mampu menyempurnakan kebutuhan kesehatan dalam tubuh,” Jelas Ghus Shol, (salah satu alumni Ponpes Roudhotul Muttaqien).
Dirinya juga menjelaskan bahwa Saat peristiwa Isra’ Mi’raj, susu adalah pilihan Rasulullah SAW disaat Malaikat Jibril menyuguhkan khamr (miras/red) dan susu. Dan susu adalah tanda kefitrahan umat Rasulullah saw,” Imbuhnya.
Kiromul Azis salah satu ustadz ponpes Roumut Triwung Lor Kota Probolinggo menjelaskan bahwa ia juga sudah melakukan kegiatan minum susu bersama para santri saat menggelar mujahadah sambut awal tahun Hijriyah disetiap tahunnya, apalagi untuk keluarga nya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk tabarukan dan Tafa’ulan pada Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki yang setiap kali masuk 1 Muharram.
Demi menambah keberkahan, Ustadz Qirom juga menjelaskan bahwa untuk menambah keberkahan, Beliau juga memerintahkan para santrinya untuk menulis lafadz Basmalah menggunakan bahasa Arab sebanyak 113 di tahun baru. Lafadz Basmalah ini ditulis dikertas polos dimulai setelah magrib atau muncul hilal (bulan muda) di malam bulan Muharram dan berakhir adzan besok malamnya.
Dimana disaat menulis lafadz tersebut, para santri harus dalam keadaan suci, baik dari hadats kecil atau besar dan menulis dengan menghadap kiblat. Saat menulis tidak berbicara dengan siapapun dan berniat daf’ul bala (tolak balak), tahshin (benteng), dan jalbul manafi’ (memperoleh manfaat) dengan bertabarruk kepada ayat Al-Qur’an dan bulan yang dimuliakan, yaitu bulan Muharram.
Menurut Syekh Muhyiddin Zadah dalam kitab Hasyiyah Tafsir al-Baidhawiy juz 1 halaman 45, sebagaimana dikutip dari riwayat Khalifah Umar bin Abdul Aziz bahwa dalam menulis basmalah untuk menghormati dan memuliakan Al-Qur’an. Hendaknya dalam menulis dipanjangkannya huruf Ba (ب) dan (penjelas) dengan huruf Sin (س) dengan giginya dan bulatkan huruf Mim (م) dengan lubang ketika menulis bismillah. (Syad)