Akuratmedianews.com – Dahkan Iskan, atau yang akrab disapa Pak Dis ini menyampaikan pandangannya tentang Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo. Dahlan menilai meski di tengah keterbatasan angggaran, Sugiri tetap akan bisa membangun Kota Reog dengan baik. Bupati dua periode itu dinilai punya bekal untuk itu.
Dalam salah satu sesi podcast Disway, mantan Bos Jawa Pos ini menyampaikan penilaian khusus pada Sugiri yang juga pernah menjadi wartawan itu. Bahkan, Dahlan Iskan dalam sesi podcast tersebut mengaku kagum dengan sosok Sugiri.
‘’Saya kagum dengan Pak Sugiri bisa terpilih kembali sebagai Bupati Ponorogo. Saya tahu ada mitos di sana, bahwa Bupati tidak bisa dua periode. Tetapi Pak Sugiri terpilih kembali dan sudah dilantik. Ini beratti sudah tidak ada hamatan apapun,’’ ujar Dahlan Iskan.
Hanya, lanjut Dahlan, masalahnya adalah bagaimana cara membangun Ponorgo berikutnya ini.
‘’Kenapa ? karena ini zaman penghematan, saya tahu anggaran dari pusat untuk daerah akan dipotong sangat besar, dan bagi daerah seperti Ponorogo ini tentu pukulan yang sangat besar,’’ tambahnya.
Menurut Dahlan, pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Ponoroo saja mungkin tidak cukup untuk belanja pegawai. Meski dia tahun di periode pertama lalu Sugiri sudah melakukan penghematan – penghematan. Sampai moil dinaspun dipangkas-pangkas.
‘’Dan itu menjadi sangat penting, sehingga, di masa 5 tahun ke depan saat dana dari pemerintah pusat itu dikurangi, maka Pak Sugiri tidak kaget lagi,’’ ucapnya.
Ponorogo, kata Dahkan, sudah terbiaas dengan langkah Sugiri dalam masa lima tahun terakhir. Tapi bagi banyak bupati lain, munkin pemotongan anggaran dari pusat itu akan sangat mengganggu. Menurut dia, itu akan menjadi ujian bagi pemimpin di daerah. Ujian bagi para bupati dan para gubernur.
‘’Bagaimana cara membangun yang sukses dengan dana yang terbatas, dan lebih terbatas lagi. Tapi saya yakin dengan gaya kepemimpinan Pak Sugiri, saya tahu beliau karena dulu wartawan saya, di grup Karya Dharma. Maka saya tahu gaya kepemimpinan Pak Sugiri itulah yang paling cocok di masa krisis seperi ini, maksud saya krisis anggaran, krisis karena dana dari pusat dipotong sangat besar,’’ urainya.
Gaya kepemimpinan Sugiri adalah gaya kepemimpinan yang partisipatif. Sugiri selama ini selalu mengajak rakyat, selalu mengajak berbagai pihak untuk sama-sama membangun Ponorogo. Sudah dibuktikan banyak hal, yang dulu dibangun ramai-ramai tidak hanya dengan anggaran pemkab, tapi juga oleh masyatakat.
Menurutnya, untuk bisa menggalang partisipasi masyarakat itu tidak mudah. Kalau bupatinya arogan tentu masyarakat tidak akan mau. Juga kalau bupatinya terlalu perhitungan untuk dirinya sendiri lebih banyak, maka masyarakat juga tidak akan mau.
‘’Karena itu gaya kepemimpinan Sugiri yang merakyat yang terus mendekati kelompok-kelompok masyarakat, yang secara pribadi juga bukan potongan orang arogan, orang yang humble itu akan sangat membantu, bagaimana membangun daerah di saat keadaan anggaran dari pusat dipotong seperti itu. Saya yakin, saya tetap yakin Pak Sugiri akan bisa membangun Ponorogo dengan segala keterbatasannya,’’ tandas Dahlan.
Sekadar diketahui, H. Sugiri Sancoko, SE, MM, dan Hj. Lisdyarita, SH, dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo terpilih dalam Pemilihan Serentak 2024. Ini adalah jabatan periode kedua.
Sebelumnya, Sugiri menginisiasi pembangunan mega proyek Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) yang bertempat di Gunung Gamping, Sampung, Ponorogo yang dimulai di tahun 2022 serta dicanangkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sugiri populer karena figurnya sebagai Bupati Merakyat. Hal ini dibuktikan dengan simbol Semut Ireng yang banyak digunakan partisipan ketika kampanye 2020 silam yang menggambarkan bahwa Sugiri diusung rakyat banyak. Dalam bertugas, seringkali Sugiri turun langsung ke lapangan dan menemui warganya secara langsung. Ia juga memiliki panggilan unik kepada rakyatnya, yaitu “Frenn/prenn” (dalam bahasa Inggris: Friend) yang berarti teman.