banner 728x250

Limbah Malam Batik Bisa Jadi Pot Estetik Tahan Air

  • Bagikan
Sisa air rebusan dari proses produksi batik dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat dan estetik. (Foto: Lailia Nor Agustina)
banner 780X90

Akuratmedianews.com – Popularitas batik semakin meningkat, terutama sejak diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 2009. Banyaknya permintaan yang masuk pun membuat limbah batik juga ikut meningkat.

Oleh karena itu, para produsen terus berupaya untuk memanfaatkan limbah produksi batik menjadi beragam kerajinan menarik. Seperti yang dilakukan oleh Fatkhul Muin atau yang akrab disapa Mumuh, selaku owner Batik Alzahra yang menyediakan batik lukis tiga dimensi di Jl. Indragiri, Sumberejo, Kota Batu.

Awalnya, ia pun menyadari bahwa limbah produksi batik lukis tiga dimensinya jika dibuang ke saluran air dan dibiarkan secara terus menerus akan mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kesehatan.

“Limbah cair dari proses produksi itu kan berwarna hitam pekat, jika terkena kulit bisa mengakibatkan gatal-gatal,” ujarnya, Rabu (16/4/2025).

Oleh karenanya, ia berinovasi untuk mengubah residu proses produksi batik menjadi pot bunga yang apik dan ramah lingkungan. Inovasi tersebut didapatkan dari salah satu proses produksi batik sebelum finishing, yaitu plorotan.

Pada tahap tersebut kain yang telah tergambar harus direbus terlebih dahulu untuk melepaskan malam (lilin) dari permukaan kain. Umumnya, sisa air rebusan tersebut langsung dibuang begitu saja tanpa melewati proses sterilisasi. Namun tidak bagi Mumuh.

“Setelah kain direbus, sisa air rebusan itu didiamkan dan akan mengendap sendirinya, termasuk lilin. Kemudian, lilin direbus kembali agar cair dan bisa dicetak menjadi bentuk baru sesuai keinginan. Awalnya iseng, ternyata limbah ini bisa dimanfaatkan, jadi saya teruskan,” ujar Mumuh.

Hasil cetakan dari limbah malam yang menghasilkan pot bunga ini dibiarkan secara alami, baik dari bentuk, warna, hingga garisnya. Bahkan, produk ini memiliki daya tahan yang kuat.

“Pot dari limbah produksi batik ini tahan terhadap air dan cocok digunakan untuk keperluan dekoratif. Hanya saja tidak boleh terkena panas, kecuali panas dari matahari,” sarannya.

Selain dijadikan pot bunga, residu malam ini juga bisa dimanfaatkan untuk membuat celengan, tempat pensil, hingga hiasan meja. Bagi Mumuh, ini bukan hanya soal seni, melainkan upaya menciptakan keselarasan antara kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Sayangnya, para pengrajin sering kali tidak memikirkan limbah hasil produksinya. Padahal, ini bisa diolah menjadi barang yang bermanfaat, bukan malah dibuang sia-sia dan mencemari lingkungan,” pungkasnya.

Melalui produksi batik lukis tiga dimensinya, menjadi bukti bahwa inovasi kerap datang dari hal-hal yang dianggap sepele. Produk limbah batik yang disulap jadi kerajinan bernilai ini turut menambah ragam produk kreatif Kota Batu, sekaligus mengedukasi masyarakat akan pentingnya zero waste dalam proses produksi.

Langkah ini pun menjadi inspirasi bagi pelaku usaha wastra lain agar tidak hanya fokus pada hasil akhir, tapi juga bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan.

banner 780X90
Penulis: Lailia Nor AgustinaEditor: Syaiful Hidayat
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *