banner 728x250

Rutan Ponorogo Panen Sayuran, Dorong Kemandirian Warga Binaan

  • Bagikan
Rutan Ponorogo Panen Sayuran, Dorong Kemandirian Warga Binaan. (Foto : Nanang)
banner 780X90

Akuratmedianews.com  — Aroma tanah basah dan dedaunan segar pagi itu mengisi udara di kompleks Branggang dan Bengkel Kerja Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Ponorogo.

Di lahan yang disulap menjadi kebun sederhana, sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP) tampak sibuk memetik terong, cabai, sawi, dan kangkung.

Bukan sekadar aktivitas rutin, inilah buah dari harapan panen hasil kerja keras mereka yang tengah menjalani masa pidana, tetapi tak kehilangan asa.

Kegiatan panen ini menjadi salah satu bukti nyata kesungguhan Rutan Ponorogo dalam menanamkan nilai kemandirian. Digelar pada Jumat (16/5/2025), kegiatan ini dihadiri langsung oleh Plt. Kepala Rutan, Jumadi, beserta jajaran struktural dan staf.

Mereka turut serta dalam proses panen sebagai bentuk dukungan dan apresiasi atas kerja warga binaan.

“Ini bukan hanya soal berkebun. Ini tentang membangun kembali hidup, lewat tanah, lewat keringat, lewat semangat untuk berubah,” ujar Jumadi dengan mata berbinar menatap deretan tanaman hijau yang siap panen.

Program ini bukan sekadar pelatihan bercocok tanam. Ia menjelma menjadi wahana pembinaan karakter. Warga binaan dilatih sejak awal mulai dari mengolah lahan, menyemai bibit, merawat tanaman hingga memanen.

Semua proses dilakukan secara berkelanjutan dengan pendampingan petugas, menciptakan ruang belajar yang hidup, aplikatif, dan relevan dengan kehidupan pasca-rutan.

“Yang kami bangun di sini bukan hanya kebun, tapi juga mentalitas produktif dan kepercayaan diri. Agar ketika mereka keluar, mereka punya keterampilan, punya harapan, dan bisa kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” lanjut Jumadi.

Program perkebunan ini sejalan dengan visi besar pemerintah melalui Asta Cita Presiden Prabowo dan 13 Program Akselerasi dari Kementerian Hukum dan HAM.

Rutan Ponorogo ingin menjadi simpul perubahan yang dimulai dari dalam tembok bukan sebagai tempat menghukum, tapi sebagai ruang pembinaan yang manusiawi dan bermakna.

Tak berhenti di panen, hasil kebun yang diperoleh langsung disalurkan ke dapur rutan. Sayur-sayuran segar dari tangan para WBP diolah menjadi menu harian yang dikonsumsi oleh mereka sendiri.

Efisiensi anggaran dan peningkatan gizi pun tercapai dalam satu langkah yang sederhana namun berdampak besar.

“Bayangkan, mereka makan dari hasil jerih payah mereka sendiri. Ini bukan hanya sehat secara fisik, tapi juga memberi rasa bangga dan kebermaknaan hidup,” ujar salah satu staf pembinaan.

Program ini juga memberi efek domino positif. Banyak warga binaan yang semula pasif, kini aktif bertanya dan ingin terlibat.

Tak sedikit pula yang menunjukkan ketertarikan mendalam pada dunia pertanian, sesuatu yang kelak bisa menjadi jalan hidup baru usai keluar dari balik jeruji.

Rutan Ponorogo pun perlahan-lahan menunjukkan bahwa narasi tentang warga binaan tak harus melulu soal kesalahan dan hukuman.

Lewat lahan perkebunan yang digarap dengan hati, mereka menulis kisah baru tentang harapan, perubahan, dan kemungkinan masa depan yang lebih baik.

Dan di antara batang-batang sawi yang tumbuh subur, tampak jelas bahwa kemandirian itu bisa ditana dan dipanen di mana saja. Bahkan di dalam rutan.

banner 780X90
Penulis: Nanang Rianto Editor: Syaiful Hidayat
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *