Lia Istifhama, Sekretaris MUI Jawa Timur saat talkshow terkait permasalahan anak (dok lia istifhama)
SIDOARJO, AkuratMediaNews– Lia Istifhama, Sekretaris MUI Jawa Timur miris dan prihatin atas kasus kekerasan Siswa hingga menimbulkan korban jiwa di Kabupaten Sidoarjo.
Kasus meninggalnya Fauzan (17) Siswa kelas III di lembaga pendidikan Insan Cendekia Mandiri (ICM) Sidoarjo diakibatkan kekerasan dari tiga orang siswa lainnya.
Ning Lia sapaan akrab perempuan yang juga dikenal sebagai aktivis sosial Perempuan dan Anak di Jawa Timur ini mengungkapkan jika kekerasan di dunia pendidikan seharusnya tidak terjadi jika pihak Sekolah atau lembaga pendidikan lebih serius melakukan pemantauan atau pengawasan siswanya.
“Pihak sekolah atau lembaga pendidikan dalam hal ini Guru harus lakukan pemantauan pada siswanya selama berada di lingkungan pendidikan. Pihak sekolah juga harus perketat keamanan bahkan CCVTV untuk memantau gerak gerik siswa selama tidak berada si ruang kelas,” kata Lia kepada jurnalis, Senin (26/9/2022).
Lia juga meminta kepada pendidik agar siswa tidak lepas pemantauan pihak sekolahan hingga siswa bisa bebas lakukan hal yang mengarah ke hal negatif seperti pertengkaran atau yang lainya.
‘Saya tekankan pentingnya peran guru untuk melindungi dan mengawasi siswa agar bertindak sesuai norma sosial dan agama dilingkungan sekolah,” pesan tokoh perempuan Jawa Timur ini.
Agar tak terjadi kekerasan atau kejadian pada siswa hingga berujung pada kasus hukum, Lia megajak orang tua atau wali murid agar berperan bersama pihak sekolah lewat peran komite sekolah.
“Komite sekolah atau perkumpulan wali murid bersama pihak sekolah juga memiliki peran dalam perlindungan anaknya di sekolah. Komunikasi yang baik antara guru dan wali murid sangat membantu mengetahui perkembangan anak baik di rumah atau di sekolah,” harapnya.
Keponakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansah ini juga berpesan kepada pihak pendidik akan pentingnya mengedepankan etika yang diberikan pengajar (guru red) kepada pelajar (murid red) di sekolah, juga sangat penting bagi anak di masa yang akan datang.
“Kecerdasan kognitif saja tidak cukup, saat ini pelajar atau siswa harus memiliki etika atau akhlak yang baik untuk berhasil. Saat ini dunia remaja kita dihadapkan pada realita terjadinya demoralisasi dimana banyak dan maraknya kasus pembullyan, penganiayaan, bahkan kasus pembunuhan dengan pelaku dibawah umur atau masih pelajar,” ungkapnya
“Orang tua jangan sampai cuek, jangan hanya memikirkan pekerjaan atau masalah rumah tangga saja tanpa memikirkan perkembangan situasi atau proses tumbuh kembang anaknya. Kemudian sebagai orang tua kita juga jangan sampai kita hanya memikirkan anak kita sendiri saja, lantas kita cuek dengan perkembangan situasi anak-anak di lingkungan mereka, sebab lingkungan bermain juga mempengaruhi psikologis anak anak kita,” imbuhnya.
Lia yang juga berprofesi Advokad ini meminta agar orang tua lebih peka terhadap sang buah hati. Orang tua harus sadar bahwa anak-anak sekarang butuh diperhatikan lebih. Jangan sampai anak-anak tumbuh menjadi manusia yang lupa memanusiakan manusia lainnya, apalagi memanusiakan teman mereka sendiri.
“Disinilah kita bicara modal sosial. Bagaimana modal sosial bangsa ini tak lepas dari kita sendiri. Kita sebagai orang tua, apakah menyadari pentingnya solidaritas sosial dimiliki oleh anak-anak muda?, Maka, ayolah kita menjadi teladan yang baik. Jangan sebaliknya, kita justru memberi contoh perilaku yang buruk buat anak-anak muda. Jangan ajari mereka untuk mudah membenci karena bangsa ini merdeka dengan jerih payah pahlawan. Jangan kemudian mudah timbul berbagai masalah sosial yang hanya merusak kelangsungan negeri yang damai ini.” Jelasnya.
Ning Lia yang juga menjabat Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim ini mendukung penuh sikap tegas Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansah untuk membentuk Satgas perlindungan kepada siswa di Sekolah.
“Untuk menangkal kekerasan didunia pendidikan memang sangat diperlukan melibatkan semua pihak, salah satunya dibentuk Satgas Perlindungan kepada Siswa di Sekolah seperti yang diungkapkan Bu Khofifah juga harus terealisasi atau direalisasikan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jatim maupun Dinas Pendidkan Kabupaten maupun Kota,” jelentrehnya.
Tokoh Perempuan NU di Jatim ini berharap setiap kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak atau remaja dibawah umur, maka orang tua seharusnya juga diberi sanksi sosial. Ini sebagai bentuk shock terapi agar orang tua semakin memperhatikan perkembangan psikis anak-anaknya.
“Biar orang tua tidak lalai dalam memperhatikan tumbuh kembang anaknya, serta ada shock terapi agar kasus kekerasan anak atau siswa seperti yang terjadi di Sidoarjo dengan pelaku anak dibawah umur tidak kembali lagi terjadi didaerah lain,” pungkasnya. (Dik)