Jember- Pilkada Jember tahun 2020 ini menyita perhatian publik. Apalagi, Patahana, Bupati Faida yang pada Pilkada sebelumnya maju lewat jalur Partai Politik, pada Pilkada kali ini justru memilih maju lewat jalur perseorangan Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Vian), sebagai Bakal Calon Wakil Bupatinya.
Saat Patahana memutuskan maju dari Independen, Partai Politik di Kabupaten Jember berusaha ramai-ramai menyatukan kekuatan untuk mengusung satu calon melawan patahana. Tapi, upaya tersebut akhirnya kandas. Dari Partai Politik muncul dua Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jember.
Dua Bapaslon tersebut adalah Hendy Siswanto-Balya Firjaun Barlaman (Hendy-Gus Firjaun) yang diusung oleh Partai Gerindra, Nasdem, Demokrat, PKS, PPP serta Berkarya versi Tommy Soeharto dan Bacalon pasangan Abdussalam-Ifan Ariadna disusung PDI Perjuangan, PKB, PAN, Partai Perindo, Partai Golkar, dan Partai Berkarya Versi Muhdi.
Pengamat Politik dari Accurate Research and Consulting Indonesia (ARC Indonesia), Baihaki Siraj ketika disodorkan pertanyaan terkait dinamika dan kekuatan tiga bakal calon yang maju pada Pilkada Jember menjelaska bahwa harusnya Faida sebagai Patahana memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangi pertarungan dalam Pilkada Jember. ” Sebab Ia (Faida) sudah memiliki investasi politik hampir lima tahun selama menjabat Bupati. Bila kemimpinannya bagus tentu sangat mudah untuk menang,” urai Baihaki saat memulai perbincangan. Sabtu (19/09/2020).
Baihaki, menambahkan kepemimpinan daerah itu berjalan, bila ada sinergi antara, Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif sesuai perannya masing-masing. Di Jember kata Baihkai, semua sudah bisa melihat bagaimana hubungan Eksekutif dengan Legislatif semenjak kepemimpinan Faida. ” Bukan hanya kurang harmonis, tapi tidak harmonis. Sehingga itu sangat terasa pengaruhnya terhadap upaya-upaya pembangunan di Kabupaten Jember,” ungkapnya.
Sehingga wajar kalau tokoh-tokoh Partai, khususnya yang ada di parlemen melakukan upaya bersatu melahirkan satu calon melawan patahana, meski itu kandas ditengah jalan. ” Dan itu sejalan dengan survei yang pernah kami lakukan, kepuasan masyarakat pada kinerja Bupati Faida masih rendah,” bebernya.
Itu menjadi peluang bagi dua calon penantang patahana. Hanya saja bila melihat, antara Abdussalam-Ifan dan Hendy-Gus Firjaun, keduanya sama-sama memiliki potensi bisa mengalahkan Patahana dengan basis dukungan masing-masing.
Tapi, Hendy-Gus Firjaun lanjut Baihaki figurnya memiliki latar belakang yang berbeda yang bisa saling melengkapi. “Hendy mantan birokrat dan menjadi pengusaha, sedang Gus Firjaun sosok Kyai, satu-satunya Kyai yang maju di Pilkada Jember, ” bebernya.
Kolaborasi ini, selain bisa mendongkrak dukungan, juga kolaborasi ideal dalam menjalankan kepemimpinan di Jember Kedepan. ” Pak Hendy dengan latar birokrat dan pengusaha tentu memiliki pengalaman kepemimpinan yang bisa jadi modal memimpin Jember, Gus Firjaun dengan latar belakang Kyai, pengasuh pesantren dan tokoh NU maka lebih mudah melakukan pendekatan ke masyarakat agar berpartisipasi pada pembangunan Jember yang lebih baik,” tandasnya.
Belum lagi, kata Baihaki, sejumlah Partai pendukungnya memiliki figur-figur yang bisa mendongkrak suara. Misalnya ada Ra Fadhil (Nasdem), Ra Fawaid (Garindra), dua tokoh tersebut selain tokoh Partai, juga merupakan keluarga Pondok Pesantren Al-Qodiri, yang memiliki kekuatan massa yang tidak bisa disepelekan. ” Bila kekuatan-kekuatan tersebut bersama-sama bergerak, makan Hendy-Gus Firjaun lebih mudah tumbangkan Patahana,” pungkas Baihaki. (rs/ck)