PROBOLINGGO, AMN-Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, didampingi Camat Kedopok Imam Cahyadi dan pengurus Yayasan Al Ihsan Pesantren Hidayatullah Probolinggo melakukan peletakan batu pertama pembangunan Asrama Tahfidzul Qur’an Darul Hijrah di Komplek Pesantren Hidayatullah, Jalan Porong, Kecamatan Kedopok, pada Minggu (7/3) pagi.
Peletakan batu pertama berdampingan dengan sumur bor yang pagi tadi turut diresmikan di komplek pesantren yang berdiri diatas lahan seluas setengah hektar itu. Wali Kota Habib Hadi mengapresiasi keberadaan Yayasan Al Ihsan Pesantren Hidayatullah, yang berada di sekitar pemukiman warga. Sehingga keberadaannya menjadi suatu keberuntungan karena rahmat-Nya pun diturunkan di area lingkungan itu.
“Tentunya ini merupakan suatu keberuntungan. Adanya pembangunan pesantren termasuk pendidikan dan asrama Tahfidzul Qur’an di lingkungan ini, warga yang masih hidup bahkan yang sudah berpulang pun, mendapat rahmat Allah, karena aktivitas pembelajarannya yang luar biasa,” ujarnya.
Ia berharap, tantangan dan rintangan ke depan, yang dihadapi oleh pengurus, menjadi semangat tersendiri. “Jangan menyerah. Selama itu adalah untuk kebaikan, lakukan saja secara istiqamah,” serunya.
Dinamika tantangan di tengah wabah pandemi Covid-19 dewasa ini, lanjut Habib Hadi, dengan metode pembelajaran online atau daring, diperlukan adanya suatu kesinambungan antara anak, orangtua dan pemerintah terkait pengambilan kebijakan-kebijakan yang ada.
“Peranan orang tua dalam mendampingi serta mengawasi putra-putrinya harus ada, sehingga ada sikap toleransi dan introspeksi terhadap pengajarnya. Kalau orang tua gak mampu mendampingi atau memahami pembelajaran daring dan kebijakannya, solusinya, bisa memasukkan putra-putrinya ke lembaga pondok pesantren atau yayasan, seperti di Yayasan Al Ihsan Pesantren Hidayatullah lewat pembangunan Tahfidzul Qur’an ini,” tandasnya.
Di akhir sambutannya, wali kota menegaskan, semoga keberadaan asrama Tahfidzul Qur’an Darul Hijrah Probolinggo terus melangkah dengan berbagai motivasi dan terobosan inovasi untuk pendidikan agama. “Untuk donatur yang hadir, saya berpesan, ambillah kesempatan hari ini untuk berbuat baik, karena belum tentu kesempatan datang di lain hari. Mari kita saling bantu, minimal dengan doa, semoga langkah yang kita lakukan hari ini mendapat ridho-Nya,” pungkasnya.
Ketua Yayasan Ustad Abdul Muhaimin mengatakan, pendidikan di pesantren itu untuk membangun generasi Qurani di kalangan anak-anak muda, terutama dari kalangan yang perlu dilindungi, yakni anak-anak dhuafa dan yatim. Bahkan, santrinya tak hanya dari sekitar Probolinggo saja melainkan dari wilayah nusantara.
Seperti yang terlihat pada pagi tadi, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin juga berkenan mengalungkan sorban sebagai bentuk apresiasi, kepada perwakilan santri terjauh asal Indonesia Bagian Timur, Papua, bernama Muhammad Muhajirin. Perwakilan santri terjauh asal Indonesia Bagian Barat, yakni Kepulauan Riau (Kepri), Taqiuddin Al Mubarak, dan Fahri Arsya Al Fahrizi, santri Pesantren Hidayatullah yang berkesempatan lolos sebagai pemenang juara 1 MHQ Tingkat SMP se-Kota Probolinggo dalam pentas Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI), beberapa waktu lalu. (Udin.)
Response (1)