Akuratmedianews.com – Diduga keracunan minuman, seorang Warga Binaan Pemasyaraktan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tuban, Jawa Timur meninggal dunia. WBP tersebut adalah perempuan Sri Yulia (24) yang merupakan narapidana kasus narkoba.
WBP tersebut meninggal dunia saat dalam perawatan di RSUD dr.R.Koesma Tuban. Perempuan tersebut sebelumnya mengalami kejang hebat dan sempat dirawat di klinik Lapas sebelum dibawa ke RSUD. Pihak Lapas menduga yang dialmi korban akibat keracunan salah satu brand minuman teh terkenal yang dikonsumsi korban.
Data di Lapas menyebutkan, WBP yang warga Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur itu merupakan narapidana kasus narkoba. Ia masuk ke Lapas yang berada di Jalan Veteran itu sejak pertengahan tahun 2024 lalu. Ia juga merupakan seorang residivis yang sebelumnya pernah dibina juga Lapas tersebut.
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Tuban, Irwanto Dwi Yhana Putra, kepada wartawana yang menemuinya di kantornya menyebutkan, kronologi kematian WBP itu berawal pada Senin (12/5/2025) kemarin. Korban saat itu sudah merasa tak enak badan dan gelisah. Setelah menerima perawatan petugas kesehatan di klinik Lapas ia bisa tidur. Pada keesokan harinya Selasa (13/5/2025) korban ini sudah bisa beraktivitas seperti biasanya.
Kemudian pada siang harinya, korban kembali merasa tak enak badan. Selain itu, koran merasa mual dan muntah serta menggigil di seluruh badan. Korban sempat dirawat di klinik Lapas sekitar satu jam.
“Setelah itu kami langsung arahkan menuju RSUD Dr R Koesma Tuban untuk segera mendapatkan perawatan intensif,” kata pada Rabu (14/5/2025).
Selain itu, lanjut Kalapas, pihaknya langsung membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab utama kematian warga binaannya itu. Dari hasil investigasi sementara, pihaknya menduga korban keracunan akibat meminum salah satu brand merk minuman teh.
“Apakah dari minuman itu kadaluarsa atau ada campuran seperti apa kami masih mendalami hal tersebut,” tambahnya.
Setelah adanya kasus ini, pihaknya akan mengantisipasi dengan mengoptimalkan kinerja para petugas yang ada. Para petugas juga akan mengontrol secara rutin pada setiap blok. Termasuk pengawasan ketat terhadap setiap makanan maupun minuman yang ada di Lapas.
Sementara itu Direktur RSUD Dr Koesma Tuban, Masyhudi, mengatakan, pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan WBP Lapas Kelas IIB Tuban itu. Sangat disayangkan kondisi keracunan korban yang sudah parah membuat nyawanya tak tertolong.
“Saat masuk kondisinya sudah buruk, intoksikasi, masuk di RS sudah tidak sadar dan lemah. Kalau untuk penyebab keracunannya tanya ke Lapas,” kataya. (*)