Akuratmedianews.com – Jatanras Satreskrim Polres Tuban berhasil mengembalikan belasan unit ponsel kepada pemiliknya yang menjadi korban aksi penjambretan di berbagai lokasi di Kabupaten Tuban.
Pengembalian dilakukan menyusul hasil pengungkapan kasus penjambretan atau pencurian, terutama saat digelarnya sejumlah kegiatan massal, seperti Haul Sunan Bonang beberapa waktu lalu. Dalam momen itu, sejumlah korban melaporkan kehilangan ponsel ke pihak kepolisian.
Salah satunya adalah Nia (21), warga Kecamatan Bancar. Ia mengaku kehilangan ponsel saat menghadiri haul Sunan Bonang. Selang satu hari buat membuat laporan, ia menerima kabar bahwa ponselnya telah ditemukan dan bisa diambil.
“Ambilnya gratis, tanpa biaya. Saya hanya diminta membawa dusbook, lalu bisa langsung bawa pulang,” ujar Nia dengan wajah lega saat ditemui di Markas Jatanras, Selasa (29/7/2025).
Korban lain, Uki (22) warga Desa Medalem, Kecamatan Senori. Ia mengaku puas atas kinerja kepolisian yang dinilai cepat dalam menelusuri keberadaan ponselnya yang hilang akibat pencurian.
“Cepat terungkap dan saya senang HP bisa kembali,” katanya singkat.
Sementara itu, Kanit Pidum Satreskrim Polres Tuban, IPDA Muh Rudi menjelaskan total ada 14 unit ponsel yang berhasil dikembalikan ke para korban. Empat di antaranya merupakan hasil kejahatan yang terjadi saat Haul Sunan Bonang. Selebihnya berasal dari pengembangan kasus di sejumlah titik di wilayah Tuban.
“Untuk kasus pencurian di wilayah Tegalbang, HP korban ditemukan di luar kota, tepatnya di Wonosobo dan Sidoarjo,” ungkapnya.
Menurutnya, jaringan pelaku memiliki pola distribusi yang cukup terorganisir. Barang hasil curian biasanya langsung dijual dengan harga miring, hanya sekitar 30 persen dari harga baru, dan kerap dilepas di perjalanan agar sulit dilacak.
“Makanya sangat penting ada laporan cepat dari korban agar bisa segera ditindaklanjuti,” imbuhnya.
Meski mayoritas korban memilih tidak melanjutkan proses hukum terhadap pelaku, pihak kepolisian menegaskan akan terus meningkatkan pengawasan, terutama di lokasi yang rawan tindak kejahatan, seperti area keramaian dan acara berskala besar.
“Langkah antisipasi akan terus kami tingkatkan agar kasus serupa tidak terulang,” tutup Rudi.










