Di tengah pandemi COVID-19, beberapa aplikasi digital menjadi semakin populer, salah satunya Aplikasi Zoom. Zoom merupakan aplikasi yang digunakan untuk pertemuan berbasis online dalam bentuk konferensi video.
Aplikasi ini membuat telekomunikasi jarak jauh menjadi lebih mudah, karena ditunjang banyak fitur yang membuat pertemuan online menjadi lebih nyaman. Tidak heran kalau Zoom banyak digunakan untuk kelas online atau keperluan work from home (WFH).
Mungkin sesaat beberapa dari kita akan bertanya, apakah aplikasi Zoom aman? Nah, ternyata, Zoom tidak 100% aman, loh.
Belakangan, Zoom menjadi bahan pembicaraan karena adanya potensi pelanggaran privasi data. Wah, pelanggaran dari mana, guys? Potensi pelanggaran muncul dari keamanan perlindungan data pribadi, terutama data yang berasal dari pemetaan wajah pengguna.
Warganet juga ramai membicarkan zoombombing, apa itu zoombombing? yaitu istilah yang digunakan untuk aksi penyusupan saat konferensi berlangsung. Dikhawatirkan, pemetaan wajah ini akan dimanfaatkan penyusup atau bahkan peretas di luar sana.
Tapi dengan situasi yang ada, tentu kita tidak bisa menghindari penggunaan Zoom. Nah, di bawah ini, beberapa tips yang bisa diterapkan agar konferensi video tetap aman, guys.
Pertama dan yang paling utama, pastikan hanya peserta terdaftar yang bisa bergabung. Peserta terdaftar akan mendapatkan Meeting ID dan password agar bisa mengakses konferensi. Para peserta juga diharapkan untuk tidak menyebarkan Meeting ID, password, dan link meeting tanpa sepengetahuan penyelenggara.
Saat konferensi berlangsung, nonaktifkan beberapa fitur tertentu, seperti fitur berbagi file (Share Screen), fitur obrolan, tak lupa juga untuk membatasi penggunaan mikrofon. Pastikan hanya penyelenggara yang mempunyai izin untuk mengatur penggunaan fitur-fitur tersebut.
Nah, bagi peserta, jika ingin menjaga privasi tempat tinggal, maka usahakan latar dari video tidak menunjukkan hal-hal spesifik yang mendeskripsikan di mana kita tinggal. Sebagai gantinya, bisa menggunakan fitur virtual background dari Zoom.
Pihak Zoom sendiri mengklaim bahwa telah ada sistem keamanan yang memadai, salah satunya dengan algoritma 128-bit Advanced Encryption Standard (AES). Algoritma ini memastikan bahwa peretas tidak dapat merekonstruksi dan men-decode aliran video dan audio dari pengguna. Namun, jika pertemuan diadakan tanpa kata sandi, maka tingkat keamanannya masih dipertanyakan karena siapa pun dapat mengakses pertemuan tersebut, termasuk pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Jadi, jika ingin mengadakan konferensi video di Zoom, jangan lupa untuk memastikan tidak ada tamu tak diundang di dalam ruang konferensi.
By : Mawar Hijati | BILMODESIGN.COM