banner 728x250

Battle Sound Horeg di Laut Lekok Pasuruan Menuai Protes

  • Bagikan
DIPTOTES : Salah satu kegiatan battle sound horeg laut di Kec. Lekok yang terjadi saat peringatan H+7 hari raya Idul Fitri beberapa bulan lalu
banner 780X90

Akuratmedianews.com – Fenomena musik ekstrem atau ‘battle sound horeg’ kini merambah ke wilayah laut, salah satunya terjadi di perairan Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Kegiatan tersebut menjadi sorotan karena dinilai bisa mengganggu ekosistem laut, sehingga menarik perhatian lembaga riset internasional.

Sebuah rekaman video warga menunjukkan sejumlah kapal nelayan memutar musik dengan volume sangat tinggi saat perayaan Hari Raya Ketupat. Suara yang dihasilkan mencapai tingkat kebisingan 135 desibel, melebihi batas aman untuk manusia dan satwa laut.

Lembaga riset kelautan Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) menyebut kebisingan di atas 120 desibel dapat mengganggu komunikasi mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba. Gangguan ini dapat menimbulkan stres, perubahan perilaku, bahkan kematian bagi hewan-hewan tersebut.

Selain berdampak pada hewan, tekanan suara dari battle sound horeg juga berisiko merusak struktur terumbu karang. Padahal, terumbu karang merupakan habitat alami bagi ribuan spesies laut yang penting bagi keseimbangan ekosistem.

Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Aipda Junaidi, membenarkan adanya kegiatan musik ekstrem di atas kapal tersebut. Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk spontanitas masyarakat saat merayakan tradisi lokal di wilayah pesisir.

“Kegiatan itu terjadi saat Lebaran Ketupat dan dilakukan secara spontan oleh warga setempat,” jelas Aipda Junaidi saat dikonfirmasi Senin siang (19/5/2025).

Terkait dampak yang ditimbulkan, Aipda Junaidi menilai perlu adanya penelitian lebih lanjut oleh dinas terkait. Ia menyebutkan bahwa pihak kepolisian siap mendukung langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menanggulangi dampak negatifnya.

Sebagai perbandingan, suara pada tingkat 120 dB atau lebih dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen pada manusia dan hewan dalam waktu singkat.

Selain mamalia laut, getaran keras juga berpotensi merusak terumbu karang yang menjadi habitat berbagai spesies. Aktivitas ini memperbesar ancaman terhadap kelestarian ekosistem laut Indonesia

“Kami harap ada kajian dari Dinas Lingkungan dan Perikanan terkait efek suara terhadap laut tersebut. Ke depan, akan kami bahas kemungkinan pelarangan battle sonde di laut bersama instansi terkait,” tutup Aipda Junaidi.(*)

 

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *