Belum lama ini, kasus bocornya 15 juta data pengguna di salah satu e-commerce ternama menjadi kekhawatiran tersendiri buat banyak orang. Hal ini cukup ngeri, bukan? Setiap informasi detail yang tersimpan di akun tersebut dicuri dan disalahgunakan. Kalau lagi apes, kita pasti rugi besar, guys.
Tentu kasus ini bukan pertama kali yang terjadi. Sepanjang waktu, selalu saja ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang mengincar data-data milik kita yang tersimpan di ruang digital, dengan tujuan menyalahgunakan atau bahkan dijual dengan harga tinggi.
Apalagi di era sekarang ini, sebagian besar aktivitas dilakukan secara online, termasuk berbelanja. Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sebagai pengguna e-commerce, kita harus selalu waspada karena kita tidak pernah tahu sekuat apa sistem keamanan yang dibuat oleh developer. Dengan kata lain, tidak kecil kemungkinannya data breach akan terjadi sewaktu-waktu.
Data breach atau pelanggaran data adalah kondisi di mana data sensitif, terproteksi, atau rahasia telah disalin, dilihat, atau digunakan dengan cara yang tidak sah oleh pihak yang tidak mempunyai akses terhadap data tersebut. Wah, serem kan, guys?
Nah, sejak insiden data breach Tokopedia kemarin, tentu tugas kita adalah terus meningkatkan keamananan perangkat saat ingin melakukan transaksi di e-commerce.
Sebagai langkah antisipasi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, guys. Pertama, kita bisa mengganti password akun secara berkala dan hindari penggunaan password yang sama pada banyak akun. Hal ini akan melemahkan keamanan semua akun yang kita miliki, apalagi jika password salah satu akun sudah telanjur dibobol peretas.
Selain itu, kita juga bisa menggunakan keamanan tambahan dengan menerapkan Two Factor Authentication (TFA). Jika diukur-ukur, keamanan username dan password saja masih sangat lemah. Dengan menerapkan TFA, jika akun sewaktu-waktu dibobol, peretas tetap tidak bisa sepenuhnya masuk karena tetap harus memasukkan password tambahan.
Nah untuk pencegahan lainnya, ada satu hal lagi yang tidak kalah penting, guys. Setiap pengguna e-commerce dianjurkan untuk tidak menyimpan informasi perbankan secara otomatis pada sistem transaksi, seperti nomor rekening kartu debit ataupun kredit. Ketimbang menyimpannya, akan lebih aman jika kita memasukkan secara manual nomor kartu debit atau kredit setiap hendak transaksi.
Hal-hal di atas merupakan langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keamananan akun yang kita miliki. Keamanan siber memang tanggung jawab dari pihak e-commerce, tapi upaya keamanan ini juga harus didukung oleh kesadaran dari setiap pengguna bukan?
By : Mawar Hijati | BILMODESIGN.COM