banner 728x250

Dari Unesa untuk Negeri Jiran, Dosen Sastra Tularkan Literasi dan Nasionalisme di SIKL Malaysia

  • Bagikan
Dari Unesa untuk Negeri Jiran, Dosen Sastra Tularkan Literasi dan Nasionalisme di SIKL Malaysia. (Foto : Unesa for Akuratmedianews)
banner 780X90

Akuratmedianews.com Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyebarkan semangat literasi dan pendidikan berbasis budaya hingga ke global kembali dibukti melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) Internasional yang digelar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Malaysia pada hari jumat (2/5/2025) lalu.

Dalam satu hari penuh yang penuh makna, empat tim dosen dari program studi S-1 Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Unesa menghadirkan inovasi pembelajaran literasi yang menyentuh hati dan menjembatani generasi muda diaspora Indonesia dengan akar budaya bangsanya.

Mengangkat tema-tema yang berbeda tetapi saling melengkapi, keempat tim menyasar siswa-siswi jenjang dasar hingga menengah dengan pendekatan kreatif yang khas dari dunia sastra. Bertempat di kawasan Klang, Selangor, kegiatan ini menjadi momen penting dalam upaya internasionalisasi pendidikan tinggi Indonesia, sekaligus mempererat hubungan emosional anak-anak Indonesia di perantauan dengan identitas kebangsaan mereka.

Mengangkat tajuk “Pelatihan Keterampilan Membaca Siswa SIKL melalui Teknik Storytelling”, tim pertama yang dipimpin oleh Dr. Phil. M. Rokib menghadirkan suasana belajar yang semarak dan imajinatif di ruang kelas siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Didampingi oleh Dr. Dianita Indrawati, Dr. Putri Retnosari, dan Dr. Diding Wahyudin Rohaedi, tim ini menyulap pembelajaran membaca menjadi pengalaman yang hidup dan partisipatif.

Teknik mendongeng yang ekspresif dipadukan dengan permainan peran serta media visual sederhana, menciptakan ruang belajar yang bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membangun kepercayaan diri. Anak-anak tidak hanya mendengarkan kisah, melainkan diajak terlibat langsung sebagai pencipta narasi—berperan, berekspresi, dan mengekspresikan gagasan mereka secara aktif. Dalam balutan tawa dan antusiasme, keterampilan membaca mereka tumbuh seiring kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu.

Sementara itu, pendekatan yang lebih futuristik dan adaptif terhadap teknologi diperkenalkan oleh tim yang diketuai oleh Dr. Arif Susanto, bersama Drs. Parmin dan Dr. Agusniar Dian Savitri, melalui tajuk “Augmented Reality: Strategi Meningkatkan Minat Baca pada Siswa Fase B di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.”

Dalam program ini, siswa diajak menjelajahi cerita yang dapat bergerak, berbicara, dan berinteraksi langsung melalui layar gawai. Karakter yang hidup, suasana yang interaktif, dan efek suara imajinatif menjadikan pengalaman membaca terasa seperti bermain dan berpetualang. Teknologi Augmented Reality pun menjelma sebagai sahabat baru dalam menumbuhkan kecintaan terhadap literasi. Gelak tawa dan antusiasme anak-anak menjadi bukti nyata bahwa metode ini berhasil membekas dalam memori mereka, sekaligus menjembatani dunia literasi dengan perkembangan digital secara seimbang.

Bergeser ke jenjang SMP, semangat literasi dihidupkan oleh tim Arie Yuanita, M.Si. dengan tajuk program “Pendampingan Pelatihan Mendongeng sebagai Penguatan Literasi Membaca pada Siswa SMP di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) Malaysia”. Bersama Prof. Setya Yuwana, Dr. Mulyono, dan Dr. Ririe Rengganis, mereka menghadirkan pelatihan mendongeng yang memadukan media boneka, ekspresi tubuh, properti visual, dan teknik vokal.

Para siswa diajak mengeksplorasi cerita lewat gerak, suara, dan emosi, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus mendidik. Beberapa di antaranya bahkan menunjukkan bakat luar biasa dalam membawakan kisah, mengundang decak kagum guru dan tim pelatih. Tak hanya sebagai sarana berbahasa, kegiatan ini menjadi wahana membangun kepercayaan diri, menggugah imajinasi, dan melestarikan tradisi lisan bangsa.

Sentuhan nasionalisme menjadi sorotan utama dalam program bertajuk “Pelatihan B2 (Buat dan Baca) Puisi Tema Nasionalisme dalam Upaya Nation and Character Building pada Siswa Kelas VI SIKL” yang dipimpin oleh Dr. Andik Yulianto, M.Si. bersama tim dosen Sastra Indonesia, yakni Prof. Kisyani Laksono, Prof. Dr. Haris Supratno, dan Muhammad Erwan Saing, M.A.

Dalam pelatihan ini, siswa diajak menyelami puisi sebagai media ekspresi cinta tanah air melalui tajuk kreatif “Aku Ingin Menjadi…”. Dengan pendekatan naratif yang sederhana dan membumi, siswa kelas VI menuliskan harapan-harapan mereka bagi Indonesia, dari sudut pandang personal yang jujur dan menyentuh. Proses kreatif ini tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga menjadi medium afirmasi identitas mereka sebagai anak bangsa di tanah rantau. Ketika bait-bait puisi dibacakan satu per satu dengan penuh ekspresi, suasana kelas pun berubah menjadi ruang yang penuh haru dan kebanggaan. Puisi menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai kebangsaan bisa ditanamkan sejak dini melalui keindahan sastra.

Berbagai pendekatan kreatif yang diusung dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) internasional ini menjadi cermin bahwa sastra bukan sekadar pelajaran teks, melainkan wahana penghubung yang hidup antara identitas, teknologi, imajinasi, dan nasionalisme. Dari storytelling hingga augmented reality, dari dongeng hingga puisi, dosen-dosen Sastra Indonesia UNESA membuktikan bahwa pendidikan bisa menyapa dengan cara yang menyenangkan, inspiratif, dan membekas.

Keempat kegiatan PKM yang digelar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur ini tak hanya memperkuat fondasi literasi anak-anak Indonesia di luar negeri, tetapi juga menegaskan posisi UNESA sebagai institusi pendidikan yang aktif hadir di tengah masyarakat—bahkan lintas negara. Mereka membawa lebih dari sekadar modul ajar; mereka hadir dengan semangat membangun jembatan budaya, literasi, dan karakter anak bangsa di tengah komunitas diaspora.

Langkah kecil dari Klang ini memberi dampak besar bagi masa depan generasi penerus Indonesia di manapun mereka berada. Empat program PKM internasional tersebut membuktikan bahwa Sastra Indonesia bukan hanya soal karya, tetapi juga gerakan pendidikan yang menginspirasi. Ke depan, UNESA berharap dapat terus memperluas kolaborasi serupa ke berbagai negara, menjadikan sastra sebagai kekuatan lunak (soft power) yang menyatukan dan memberdayakan masyarakat global.

*) Tarisa Adistia, Penulis adalah Reporter Direktorat Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik UNESA

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *