banner 728x250

Lima Kali Gagal Tanam Diterjang Banjir, Petani Kedungmlati Jombang Angkat Tangan

  • Bagikan
Kondisi Sawah Tanam Padi Tampak Rusak di Kesamben Jombang. (Dok. Dwi Nur)
banner 780X90

Akuratmedianews.com – Kerugian besar dialami petani di Jombang menyusul kebijakan harga beli gabah Rp 6.500 per kilogram yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Kondisi diperparah dengan gagal panen yang melanda sekitar 30 hektare lahan pertanian di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, akibat banjir luapan afvoer Watudakon.

Pantauan di Dusun Ingaskerep memperlihatkan pemandangan yang berbeda. Sebagian petak sawah masih menumbuhkan padi, sementara petak lainnya terendam air dan rusak.

“Pasca kebanjiran, petak sawah tidak ditanam padi kembali,” ujar salah satu seorang petani setempat Nanang saat ditemui wartawan Akurat Media News di Desa Kedungmlati, Kesamben, Jombang pada Kamis (17/4/2025).

Nanang menjelaskan, banjir yang berulang di sejumlah titik area sawah telah menggagalkan berkali-kali upaya tanam petani.  “Daripada rugi semakin besar, lebih baik kami biarkan saja sawah ini setelah hampir lima kali gagal tanam akibat banjir,” kata Nanang, menggambarkan keputusasaan para petani.

Sementara itu, Kepala Desa Kedungmlati Mariyati mengungkapkan bahwa keputusasaan petani yang membiarkan tanaman mereka tak terawat akibat banjir berulang.

“Sudah lima kali tanam, kemudian banjir. Setelah itu, dibiarkan tidak ditanami kembali,” ungkap dia.

Menurut Mariyati, sekitar 30 hektare lahan sawah di tiga dusun saat ini tidak menghasilkan panen. “Selain Ingaskerep, wilayah utara jalan tol meliputi Dusun Kedungpapar dan Kedungbendo juga terendam banjir. Kondisi ini menyebabkan air masih menggenangi area persawahan hingga saat ini, sehingga petani belum dapat melakukan penanaman padi,” tukas dia.

Mariyati menuturkan, masalah tahunan ini mengakibatkan para petani menyewakan lahan mereka. “Jadi, sekarang di sana itu sudah disewakan, tetapi kasihan penggarapnya, tidak pernah panen,” tutur dia.

“Lahan pertanian dibiarkan terbengkalai akibat kendala biaya operasional yang dialami petani pasca banjir. Seorang petani setempat, upaya penanaman hingga lima kali terkendala sulitnya mendapatkan benih yang harganya melonjak antara Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per unting saat itu,” pungkasnya.

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *