Akuratmedianews.com — Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar Seminar Nasional dan call for paper dalam rangkaian Dies Natalis ke-20 Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP di Auditorium Nyai Walidah Kampus 3 Umsida, Sabtu (10/5/2025).
Kegiatan ini bertemakan“Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di Indonesia”. Dan, acara ini menghadirkan dua tokoh nasional sebagai narasumber adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Prof. Abdul Mu’ti dan Inovator Muda dr. Gamal Albinsaid.
Dalam pidatonya, dr. Gamal menyatakan bahwa adanya keresahannya terhadap rendahnya mutu pendidikan Indonesia yang tercermin dari hasil studi internasional seperti PISA. Menurutnya, Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 81 negara dalam aspek literasi, dan berada di peringkat ke-11 dari bawah dalam bidang matematika.
“Kalau laju perbaikan kualitas pendidikan kita tidak berubah, kita akan butuh waktu 64 tahun untuk menyamai rata-rata negara maju,” ujar dr. Gamal.
Dokter Gamal menyampaikan bahwa krisis pendidikan yang disorotnya mencakup tiga hal utama adalah krisis literasi, krisis numerasi, dan krisis karakter atau mindset. Ia juga menyoroti masih kuatnya fixed mindset di kalangan pelajar Indonesia.
“Sebanyak 71 persen siswa Indonesia percaya bahwa kecerdasan tidak bisa diubah. Ini sangat memprihatinkan karena bisa menghambat proses belajar dan pengembangan diri,” jelasnya.
Gamal mengajak generasi muda untuk menjadi aktor perubahan melalui sikap kritis dan inovatif. Ia menekankan pentingnya produktivitas dan kepedulian terhadap waktu.
“Menghargai waktu akan menjadikan kita pusat gravitasi kebaikan. Karena ketika kita produktif, peluang akan datang dengan sendirinya,” kata dr. Gamal sambil berbagi pengalaman pribadinya saat menerima beasiswa dan penghargaan dari Kerajaan Inggris karena kontribusi sosialnya.
Dalam sesi diskusi, dr. Gamal juga menekankan bahwa pentingnya interpersonal skill sebagai modal utama untuk menciptakan dampak di tengah masyarakat.
“Kami mencontohkan bahwa bagaimana pendekatan komunikasi dan pengaruh dapat menggerakkan pihak-pihak besar untuk mendukung program sosial dan pendidikan,” pungkasnya.