Akuratmedianews.com – Tak hanya terkenal sebagai salah satu lumbung padi Jawa Timur, Kabupaten Ngawi juga terkenal dengan aneka ragam kulinernya. Salah satu jenis kuliner yang terkenal di Ngawi adalah bakso pentol yang dapat diolah menjadi berbagai jenis menu masakan, seperti mie ayam bakso dan jajanan pentol kuah yang tersebar di seluruh penjuru kabupaten Ngawi.
Kampung pentol Ngawi yang terletak di dusun Banjar, Desa Ngawi Purba, Kecamatan Ngawi adalah salah satu kampung pegiat UMKM bakso pentol yang sebagian besar usaha warganya adalah berjualan bakso pentol.
Adalah sosok Mugiarti seorang perempuan yang menjadi pelopor terbangunnya Kampung Pentol Ngawi. Mugiarti (50) mengaku bahwa usaha bakso pentol ini sudah dijalankan oleh keluarganya sejak lama.
“Sudah lama, lebih dari lima tahun. Awalnya (warga sini) jualan cilok, namun kemudian berkembang menjadi jualan bakso pentol dengan bahan daging ayam,” ujar Mugiarti saat diwawancarai oleh wartawan Akurat Media News, Senin (3/03/2025).
Mugiarti menuturkan bahwa pada mulanya, mendiang kakaknya mencoba mengembangkan cilok menjadi bakso dan mempersilakan warga sekitar untuk ikut berjualan dari bahan miliknya.
“Daging ayamnya diselep sendiri, pada mulanya kakak saya yang mengawali usaha ini. Setelah kakak saya meninggal dunia, saya yang melanjutkan. Ini juga untuk menggerakkan geliat kewirausahaan warga sekitar,” imbuh perempuan yang juga merupakan Kepala Dusun Banjar, Desa Ngawi Purba ini.
Mugiarti mengatakan peluang usaha ini cukup menjanjikan karena banyak warga dusun yang mampu menguliahkan anak-anaknya dari berjualan bakso pentol.
“Alhamdulillah, banyak warga yang sampai bisa menguliahkan anak-anaknya dari hasil berjualan bakso pentol,” cerita dia.
Ditanyai soal sistem kerjasama dan bentuk dukungan terhadap kewirausahaan warga, Mugiarti menjawab bentuk dukungannya terletak pada sistem pengambilan bahan yang fleksibel serta aktif dalam informasi terkait pelatihan-pelatihan UMKM yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Ngawi.
“Kami mempermudah saja untuk warga kami yang ingin ikut berwirausaha bakso pentol ini. Boleh ambil bahan dulu, baru sore setelah berjualan membayar. Selain itu, selalu aktif menginformasikan dan mendorong warga untuk mengikuti pelatihan-pelatihan terkait kewirausahaan, kesehatan dan kehalalan,” imbuh Mugiarti.
Mugiarti menceritakan, upayanya ini sudah sempat mencapai keberhasilan berupa keikutsertaan lomba PKK tingkat provinsi.
“Bola kerikil (bakso pentol kecil) kami sudah sampai ikut serta ke lomba PKK tingkat provinsi berbekal ketelatenan dan inovasi. Kami membuat berbagai macam varian, seperti isi pedas, jamur, sayur dan sebagainya,” ceritanya.
Selain itu, Mugiarti juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah mendorong seluruh warganya yang menjalankan kewirausahaan bakso pentol untuk mengikuti pelatihan sertifikasi halal dari MUI serta pelatihan kebersihan dan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi.
“Seluruh warga kampung pentol yang menjalankan kewirausahaan bakso pentol ini sudah mengantongi sertifikasi halal dari MUI. Untuk pelatihan standar kebersihan dan kesehatan juga secara berkala ada penunjukan secara bergilir,” terangnya.
Mugiarti menyampaikan harapannya yang tak muluk-muluk untuk Kampung Pentol Ngawi, yaitu terkait konsistensi tentang kualitas bahan dan kesejahteraan warga.
“Harapan saya tidak muluk-muluk. Semoga usaha ini dapat terus berkembang dan mampu menyejahterakan warga. Terlebih dari segi bahan juga kami mengikuti standar Dinas Kesehatan, tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dan yang pasti terjaga kehalalannya,” pungkasnya.