banner 728x250

Ponorogo Bolehkan Wisuda – Study Tour, Ini Syarat dari Dinas Pendidikan

  • Bagikan
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ponorogo Nurhadi Hanuri. (Foto : Nanang)
banner 780X90

Akuratmedianews.com  Tradisi pelepasan siswa di Kabupaten Ponorogo tetap hidup. Namun kini, semangatnya diarahkan lebih membumi dan mendidik.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ponorogo Nurhadi Hanuri mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah melarang sekolah menggelar wisuda ataupun kegiatan study tour. Menurutnya, pentingnya kesederhanaan dan nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.

“Wisuda tetap boleh. Tapi bukan di hotel mewah, bukan yang glamor. Cukup di sekolah, sederhana, dan tidak membebani orang tua,” ujar Nurhadi, Kamis (8/5/2025).

Nurhadi menilai bahwa momen kelulusan adalah saat sakral yang seharusnya menjadi ajang pembentukan karakter siswa, bukan sekadar seremoni. Menurut dia, hal itu justru bisa menjadi pembelajaran penting bahwa kesederhanaan adalah bentuk kebanggaan, bukan kekurangan.

“Anak-anak datang dengan seragam, pulang pun dengan seragam. Itu kebanggaan mereka. Kita ingin mereka tumbuh dengan nilai-nilai seperti itu,” imbuh dia.

Nurhadi menuturkan bahwa tak hanya wisuda, kegiatan study tour atau outdoor learning (ODL) juga diizinkan. Tapi dengan catatan, orientasinya harus pada pembelajaran, bukan sekadar rekreasi. 

“Study tour bukan tentang wisata. Ini harus menjadi media pembelajaran di luar kelas. Dan yang terpenting, harus dikomunikasikan dengan wali murid,” kata Nurhadi.

Nurhadi menekankan bahwa kegiatan tersebut harus mendapatkan persetujuan penuh dari seluruh orang tua siswa.

“Tidak boleh ada satu pun yang merasa terbebani atau tidak setuju. Untuk destinasi, Dindik memberi batasan hanya di wilayah Jawa Timur. Tujuannya, selain menjaga keamanan dan efisiensi, juga untuk menghidupkan ekonomi lokal,” tegas Nurhadi.

“Kami ingin anak-anak belajar sekaligus mengenal potensi daerah. Tempat yang mereka kunjungi pun bisa mendukung pengembangan UMKM atau kewirausahaan lokal,” tambahnya.

Langkah Dindik Ponorogo ini menjadi angin segar di tengah tren komersialisasi kegiatan sekolah. Alih-alih mengejar kemewahan, Nurhadi justru mendorong sekolah untuk mengembalikan semangat pendidikan pada akarnya membentuk manusia seutuhnya dengan nilai-nilai luhur.

“Dengan pendekatan ini, pendidikan di Ponorogo tidak hanya mengejar pencapaian akademik, tapi juga menanamkan karakter. Menjadikan momen kelulusan dan kegiatan luar kelas sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna,” tukas Nurhadi.

“Kalau bisa dilaksanakan dengan baik, anak-anak kita tidak hanya lulus dengan ijazah, tapi juga dengan jiwa yang kuat dan karakter yang matang,” pungkasnya.

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *