banner 728x250

Sang Pembisik Literasi: Rahasia Sukses Tri Wulaning Purnami

  • Bagikan
Tri Wulaning Purnami, seorang guru SMKN 1 Surabaya dan penulis
banner 780X90

Akuratmedianews.com – Dibalik kesederhanaanya, tersimpan bara api literasi yang tak pernah padam. Tri Wulaning Purnami, seorang guru SMKN 1 Surabaya dan penulis, membuktikan bahwa dedikasi dan inovasi mampu mengubah mimpi menjadi kenyataan, mengantarkannya meraih gelar Guru Inovator Literasi Nasional.

Guru SMKN 1 Surabaya, Tri Wulaning Purnami menyatakan bahwa ada banyak hal yang dapat memotivasi seseorang untuk membaca dan menulis, sehingga menjadi insan literat. Menurutnya, banyak siswa yang kurang berminat untuk menuangkan gagasan mereka dalam bentuk tulisan.

“Kita lihat sekarang, banyak siswa yang kurang berminat untuk menuangkan gagasan mereka dalam bentuk tulisan. Masalahnya, banyak yang belum tahu harus mulai darimana. Siswa membutuhkan panduan sebagai penuntun agar tulisan mereka dapat berkembang, tidak hanya sekadar untuk menyelesaikan tugas dari seorang guru,” ujar Wulan, sapaan akrabnya, saat dihubungi oleh wartawan Akurat Media News melalui pesan WhatsApp, Senin (3/2/2025).

Wulan menekankan pentingnya peran guru inovatif dalam menyebarkan ilmu atau kiat menulis kepada guru maupun siswa. “Peran guru inovatif sangat penting untuk menerapkan ilmu atau kiat menulis, baik bagi guru maupun siswa,” katanya.

Menurutnya, banyak orang yang belum memahami pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia pendidikan. Ia menyadari bahwa banyak orang memiliki persepsi yang salah tentang literasi.

“Banyak orang beranggapan bahwa literasi hanya berkaitan dengan guru bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Memang, mengembangkan literasi membutuhkan biaya. Namun, semua itu tergantung pada sudut pandang masing-masing individu,” jelas perempuan yang juga aktif menulis ini.

Wulan menjelaskan bahwa para siswa sangat akrab dengan perangkat digital, terutama gawai (ponsel). Sayangnya, penggunaan perangkat digital ini belum dikelola secara maksimal, sehingga sering terjadi kesalahpahaman dalam menyerap informasi yang diperoleh siswa dari gawai tersebut.

“Saya berharap siswa dapat mengelola penggunaan digitalisasi yang mereka miliki untuk hal-hal yang bermanfaat bagi pengembangan diri mereka, salah satunya adalah keterampilan,” jelasnya.

Pegiat literasi mengungkapkan bahwa siswa, sebagai makhluk ekonomi dan sosial, yang memiliki kebutuhan dan keinginan untuk dihargai. “Dalam upaya meningkatkan minat baca dan menulis dikalangan siswa, bagi saya mengajak mereka untuk bercerita baik secara tulisan maupun lisan. Ternyata, metode bercerita lebih efektif dalam membangkitkan semangat mereka dibandingkan metode mengarang,” ungkap Guru Inovator Literasi Nasional SMKN 1 Surabaya.

“Saya menerapkan metode bermain untuk mengembangkan minat literasi dan siswa, untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting dan menjadi motivasi bagi saya, untuk terus mengembangkan prestasi dalam berkarya,” tambahnya.

Lebih lanjut, kata Wulan, perkembangan literasi di Indonesia masih tergolong lambat daripada negara-negara lain. Oleh sebab itulah, perlu adanya upaya untuk membiasakan masyarakat membaca sejak dini.

“Saat ini, Indonesia memiliki banyak penulis. Namun, jumlah pembaca masih minim. Membudayakan kebiasaan membaca sejak dini sangatlah penting, seperti yang telah berhasil dilakukan di negara Jepang,” imbuh Wulan.

Menurutnya, guru adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan. “Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan diri dengan mempelajari ilmu-ilmu baru yang terus berkembang. Salah satunya adalah dengan sering mengikuti lokakarya atau pelatihan secara mandiri, yang merupakan investasi berharga karena ilmu yang didapatkan akan bermanfaat bagi guru dan menjadi amal jariyah,” tukas perempuan yang juga aktif di Rumah Virus Literasi tersebut.

Ia pun mengungkapkan, guru yang gemar menulis, teruslah berkarya dan berjuang untuk memperkenalkan karya kepada dunia. “Prestasi yang diraih adalah hadiah dan bonus dari perjuangan yang telah dilakukan,” imbuhnya.

Wulan menuturkan, semakin banyak guru inovator literasi, semakin luas jangkauan untuk menyemangati literasi di Indonesia melalui diseminasi literasi. Tidak hanya diseminasi, tetapi juga mewujudkan karya bersama atau individu.

“Nama pena saya adalah Wulan Butterflya. Wulan melambangkan cahaya rembulan yang selalu bersinar, sedangkan Butterfly melambangkan kupu-kupu yang selalu terbang dan hinggap pada bunga yang mekar dan indah,” urainya.

“Saya berharap, Wulan Butterfly dapat menjadi inspirasi dalam melakukan inovasi terbaik dalam pendidikan, khususnya literasi, serta menjadi cahaya literasi dan memotivasi banyak orang,” pungkasnya.

banner 780X90
Penulis: Syaiful Hidayat
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *