Akuratmedianews.com – Kabar baik datang dari dalam negeri. Di saat negara-negara tetangga seperti Malaysia tengah berjuang melawan krisis pangan, Indonesia berhasil menjaga stabilitas pasokan bahan pokok. Langkah strategis Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong swasembada beras terbukti efektif, melindungi rakyat dari ancaman kelangkaan dan inflasi.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan bahwa banyak menganggap Indonesia berada dalam kegelapan adalah tidak benar. Menurutnya, justru Indonesia semakin teran dengan menunjukkan kemajuan ditengah krisis pangan yang melanda beberap negara.
“Siapa bilan Indonesia gelap, justru Indonesia semakin terang,” ucap dia, dikutip dari video posting di akun instagram resmi @sudaru_sudaryono, Jumat (28/2/2025).
Sudaryono menyampaikan bahwa belakangan ini kita dihebohkan dengan berita internasional terkait beberapa negara tetangga yang mengalami krisis pangan.
“Tentu saja, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan distribusi di negara mereka sendiri. Kejadian darurat pangan atau kelangkaan pangan yang terjadi di Jepang, Filipina, hingga Malaysia menjadi awal mula krisis pangan tersebut,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia terus bergerak cepat menuju kejayaan, sesuai dengan arahan langsung Presiden Prabowo mengenai pentingnya mempercepat swasembada beras sekaligus memperkuat cadangan pangan.
“Nah, ini merupakan tantangan bagi kita saat ini untuk memastikan ketersediaan pangan yang memadai. Kita bisa melihat contoh dari kebijakan terbaru pemerintah Jepang, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah melepas atau menjual 210 ribu ton beras dari cadangan daruratnya yang berjumlah 1 juta ton,” jelas Wamentan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) menyebut lonjakan harga ekstrem ini disebabkan oleh kenaikan harga beras Jepang yang mencapai 82 persen dalam setahun, dari semula setara Rp215 ribu menjadi Rp393 ribu.
“Ini tentu merupakan dampak langsung dari gelombang panas ekstrem yang merusak produksi serta mengganggu distribusi. Jika suatu negara tidak memiliki cadangan pangan yang memadai, situasi seperti ini dapat terjadi di mana saja. Sementara itu, di Malaysia, kelangkaan beras lokal dipicu oleh kepanikan yang ada di masyarakat,” kata Sudaryono.
Ia mengungkapkan bahwa Malaysia saat ini mengalami krisis pangan, khususnya beras, akibat pasokan yang menipis, yang kemudian memicu lonjakan harga.
“Selain itu, Filipina telah menetapkan status darurat ketahanan pangan sejak Februari 2025. Mengapa? Karena inflasi beras di negara tersebut mencapai 24,4 persen, tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Negara-negara yang bergantung pada impor beras, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, turut merasakan dampaknya,”ungkap Sudaryono.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) menegaskan bahwa ketergantungan pada impor dapat menyebabkan krisis pangan, terutama ketika pasokan dalam negeri maupun global terganggu.
“Ketergantungan pada impor ini menjadi pelajaran berharga bagi kita. Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah mengambil langkah antisipatif sejak tahun lalu untuk menghadapi kondisi pada 2024. Dengan adanya fenomena El Niño dan La Niña, kami mengambil langkah drastis dengan mengoptimalkan lahan yang tersedia serta menerapkan sistem pompanisasi dan pipanisasi guna menjaga ketahanan pangan,” tegas Sudaryono.
Lebih lanjut, Kata Wamentan Sudaryono, tidak hanya berupaya mengoptimalkan lahan rawa, tetapi juga terus melakukan berbagai langkah strategis. Hasil dari upaya tersebut yang dilakukan tahun lalu kini mulai dirasakan tahun ini.
“Alhamdulillah, Indonesia telah memastikan ketahanan pangan sejak sekarang, sebagaimana yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Kita harus benar-benar menyikapinya dengan serius. Pak Prabowo, sebagai kepala negara, tidak hanya memastikan produksi berjalan lancar, tetapi juga menjamin bahwa hasil panen para petani dapat terserap dengan baik,” tukas Sudaryono.
“Dengan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), harga gabah kering panen ditetapkan menjadi Rp6.500 per kilogram. Kami akan terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia serta seluruh warga negara Indonesia dari Sabang hingga Merauke,” pungkasnya.