banner 728x250

Sungai Keling Renggut Nyawa Bani, Ditemukan Usai Dua Hari Pencarian

  • Bagikan
Proses evakuasi jasad Bani usai dua hari pencarian akhirnya bisa ditemukan. (Foto : Nanang)
banner 780X90

Akuratmedianews.com  Setelah dua hari pencarian tanpa lelah, kisah seorang buruh tani dari Dusun Keling, Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, akhirnya menemui akhir yang mengharukan. Bani (60), lelaki tua yang hilang terseret arus Sungai Keling saat pulang dari sawah, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Rabu (21/5/2025) sore.

Tubuh renta itu ditemukan sekitar satu kilometer dari lokasi awal ia hanyut, tepat di dekat sebuah pohon trembesi yang tumbang seolah menjadi saksi bisu akhir perjalanan hidupnya yang sederhana namun penuh perjuangan.

“Pencarian dilakukan selama dua hari. Korban ditemukan sekitar satu kilometer dari titik kejadian, dalam keadaan meninggal dunia,” kata Agung Prasetyo, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo.

Peristiwa tragis ini bermula saat Bani, seperti biasa, memilih menyeberangi Sungai Keling demi mempersingkat perjalanan pulang. Jalan pintas itu sudah akrab baginya, tapi hari itu arus sungai sedang tinggi, deras, dan tak bersahabat.

Ia sempat terlihat berenang dan nyaris sampai ke seberang, namun tubuhnya terseret kembali ke tengah, lalu hilang ditelan derasnya arus.

Selama dua hari, pencarian dilakukan secara intensif oleh tim SAR gabungan. Mereka menyisir aliran sungai hingga ke Jembatan Danyang, membagi operasi dalam tiga unit SAR, mengerahkan empat perahu LCR, dan satu regu penyisiran manual.

“Operasi resmi ditutup pada pukul 17.10 WIB setelah korban berhasil ditemukan,” ujar Agung.

Proses evakuasi dilakukan dengan cepat dan penuh hormat. Jenazah Bani dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans PMI, diiringi aparat dari BPBD, TNI, Polri, dan pemerintah desa. Tangis keluarga dan tetangga pecah menyambut kepulangan lelaki yang tak lagi bisa bicara, tapi telah meninggalkan kisah yang menyentuh.

Seluruh elemen masyarakat terlibat dalam pencarian ini dari relawan SAR, Tagana, Mapala, hingga Pramuka dan warga desa. Ini bukan sekadar operasi penyelamatan, tapi cermin gotong royong dan solidaritas yang masih hidup di bumi Reyog.

Bani bukan siapa-siapa di mata dunia, namun di kampungnya, ia adalah gambaran dari ribuan petani Ponorogo yang hidup dari tanah, air, dan keteguhan hati. Sosok yang diam-diam menjadi teladan tentang kerja keras, kesederhanaan, dan keberanian memilih jalan yang sulit demi kehidupan.

Kini ia telah kembali, bukan dalam langkah, tapi dalam kenangan yang dalam. Sungai Keling tak hanya mengalirkan air, tapi juga membawa pergi seorang lelaki yang setiap harinya bertarung melawan waktu dan arus hidup

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *