Akuratmedianewa.com – Kampus Unesa mengimbau masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap informasi hoax atau penipuan yang mengatasnamakan kampus dalam hal penerimaan mahasiswa baru.
Imbauan tersebut menyusul adanya indikasi modus penipuan yang kerap terjadi setiap tahun, terutama menjelang dan sesudah proses seleksi nasional.
Rektor Unesa Prof. Nurhasan mengatakan bahwa tidak ada jalur masuk Unesa melalui pihak perorangan, perantara, atau menawarkan bantuan masuk melalui komunikasi personal.
“Semua jalur masuk hanya dilakukan melalui sistem resmi dan seleksi ketat berdasarkan prestasi maupun hasil tes,” ujar pria akrab disapa Cak Hasan.
Cak Hasan menyampaikan bahwa pihaknya tidak pernah membuka jalur khusus atau memberikan perlakuan istimewa di luar mekanisme resmi yang telah ditetapkan.
“Kalau ada pihak-pihak tertentu yang mengatasnamakan lembaga atau pimpinan yang menjanjikan atau menawarkan kemudahan masuk Unesa, itu dipastikan tidak benar,” tegas Rektor Unesa melalui keterangan tertulis terima redaksi, Kamis (3/7/2025).
Cak Hasan menegaskan bahwa Unesa tidak membuka seleksi lain di luar jalur nasional dan jalur mandiri resmi yang diumumkan secara terbuka oleh kampus. Ia pun menuturkan bahwa semua jalur tersebut dilakukan melalui sistem seleksi yang transparan dan akuntabel.
“Saya mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar berhati-hati terhadap segala bentuk modus penipuan yang mengatasnamakan rektor atau pimpinan Unesa. Pastikan selalu mengecek informasi dari kanal resmi,” imbuh Cak Hasan.
Lebih lanjut, Cak Hasan mengungkapkan seluruh informasi penerimaan mahasiswa baru Unesa disampaikan secara resmi.
“Seluruh Informasi penerimaan mahasiswa baru Unesa disampaikan secara resmi. Salah satunya adalah laman resmi wesbite www.unesa.ac.id, akun sosial media Unesa, dan laman khusus admisi di admisi.unesa.ac.id,” ungkapnya.
“Semua informasi mengenai jalur seleksi, program studi, biaya pendidikan, dan jadwal pelaksanaan seleksi diumumkan secara terbuka disana,” tambah Cak Hasan.
Cak Hasan mengajak masyarakat Indonesia, khususnya calon mahasiswa dan orang tua untuk lebih cermat dalam menyaring informasi dan tidak tergiur dengan iming-iming kelulusan atau kemudahan tanpa proses resmi.
“Dengan kewaspadaan dan informasi yang benar, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari praktik penipuan dan tetap mendukung prinsip pendidikan yang adil dan transparan,” pungkasnya.



