Akuratmedianews.com – Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, secara resmi memerintahkan penghentian sementara ekspor benih bening lobster (BBL) ke Vietnam terhitung sejak 1 Agustus 2025. Instruksi tegas itu diberikan langsung kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
“Per 1 Agustus 2025, Presiden memerintahkan dan melarang ekspor BBL dari Indonesia ke Vietnam, bahkan meskipun hanya satu ekor,” ungkap HRM. Khalilur R Abdullah Syahlawiy atau Gus Lilur, pengusaha muda asal Situbondo yang aktif dalam dunia perikanan budidaya.
Menurutnya, keputusan Presiden ini menjadi pukulan telak bagi mafia lobster yang selama ini diuntungkan dari kebijakan ekspor.
“Entah siapa orang hebat yang memberi masukan pada Presiden, sampai mafia lobster bisa stroke dan kena serangan jantung,” ujarnya berseloroh.
Aturan Baru di Bawah Otoritas Presiden
Presiden Prabowo menegaskan, ke depan aturan ekspor BBL tidak lagi berada di bawah Keputusan Menteri KKP No. 7 Tahun 2024, melainkan akan ditata ulang melalui Peraturan Presiden (Perpres). Saat ini, draf Perpres tersebut sedang diproses dan ditargetkan rampung pada akhir Agustus 2025.
“Salut pada Presiden RI. Dengan Perpres ini, tata kelola budidaya lobster akan jauh lebih teratur, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri,” tambah Gus Lilur.
Dibentuk Satgas Budidaya Lobster
Dalam rancangan penataan baru, BLU Situbondo tidak lagi menangani budidaya lobster luar negeri. Sebagai gantinya, pemerintah akan membentuk Satgas Budidaya Lobster di bawah otoritas Perpres.
Satgas ini akan melibatkan lintas kementerian dan lembaga, di antaranya KPK, BPK, TNI, Polri, Kejaksaan Agung, Kemenkeu, Kemenlu, KKP, dan kemungkinan Kementerian Pertahanan. Tujuannya untuk memastikan tata kelola lobster lebih transparan, akuntabel, serta bebas dari praktik mafia.
Kementerian Keuangan juga disiapkan untuk membuka rekening khusus sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Tarif PNBP ditetapkan hanya Rp2.000 per ekor BBL, turun dari sebelumnya Rp3.000 per ekor ketika dikelola BLU Situbondo. Biaya operasional tambahan Rp1.000 per ekor pun dihapus.
Indonesia Menuju Kiblat Budidaya Lobster Dunia
Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup), perusahaan yang dipimpin Gus Lilur, telah memiliki kuota budidaya lobster di Vietnam sebanyak 1 miliar ekor per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan suplai sebesar itu, pihaknya sedang menyiapkan produksi dalam negeri dengan target yang sama, yakni 1 miliar ekor per tahun.
Ada tujuh provinsi yang diproyeksikan sebagai lumbung suplai: DIY, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Lampung, NTB, dan NTT. Namun, fokus utama diarahkan ke tiga provinsi, yaitu DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
“Sungguh malu apabila Indonesia sudah diberi kuota 1 miliar ekor tetapi gagal memasok. Karena itu kami fokus memperkuat suplai dari tiga provinsi utama,” jelas Gus Lilur.
Ia optimistis, dengan dukungan regulasi baru di bawah Perpres serta keterlibatan lintas kementerian dan lembaga, Indonesia dapat memperkuat posisinya di rantai pasok global. “Indonesia punya peluang besar menjadi kiblat baru usaha perikanan budidaya dunia,” tegasnya.










