TUBAN, AMN – PCNU Kabupaten Tuban, Jawa Timur menegaskan, tidak memerintahkan ataupun mengarahkan Nahdliyin untuk memilih salah satu pasangan calon (Paslon) dalam Pemilukada Tuban 2020. Warga NU diberikan kebebasan menentukan pilihan terhadap tiga kandidat Bupati dan Wabup Tuban sesuai aspirasinya.
Kendati demikian Ormas terbesar di Bumi Ranggalawe itu menginstruksikan, agar jajaran seluruh Banom NU di Tuban mulai Banser, Pagar Nusa, MCW hingga Ranting mengawal dan mengamankan pelaksanaan Pemilukada Tuban secara serius. Pengawalan yang diminta agar Pemilukada berlangsung aman dan damai sampai hasil akhir.
Baca juga: Muhdlor Ali – Subandi Akan Gandeng NU-MU dan Bangun Youth Center untuk memerangi peredaran narkoba
Demikian penegasan Wakil Rais Syuriah PCNU Tuban, KH Ahmad Syariful Wafa, dalam Apel Siaga Pilkada Aman & Damai di Sekretariat PCNU Tuban, Rabu (2/12/2020). Apel ini diikuti sekitar 1.500 orang dari unsur Banser, Pagar Nusa, PMII, dan Sarbumusi memadati pelataran PCNU setempat.
KPU Tuban telah menetapkan tiga Paslon dalam Pemilukada Tuban 2020. Mereka adalah Khozanah Hidayati dan Muhammad Anwar diusung PKB, dan didukung Nasdem, Gelora, dan Perindo; Aditya Halindra Faridzki dan Riyadi yang diberangkatkan Partai Golkar, Demokrat dan PKS; dan Setiajit dan Armaya Mangkunegara kandidat dari PDIP, Gerindra, PAN, PPP, dan PBB.
Baca juga: Program BHS – Taufiq, dari BUMD, frontage hingga kampung tanggung bebas narkoba
“Saya kira semua calon baik, punya niat baik. Meskipun setiap komponen NU yang namanya orang biasa memiliki kecenderungan memilih calon nomor satu, dua, atau tiga itu hak masing-masing dan dilindungi oleh negara,” tegas Gus Wafa, begitu pengasuh Ponpes Mambail Futuh, Jenu, Tuban itu akrab disapa.
Penegasan kiai kharismatik tersebut, juga bisa dinilai sebagai klarifikasi atas kabar yang beredar jika PCNU Tuban menggiring warganya untuk memilih salah satu Paslon Pemilukada Tuban. Pemilukada Tuban sendiri akan dihelat pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang.
Baca juga: Pelantikan DPK Perempuan Tani HKTI Kabupaten Situbondo Berjalan Sukses
Sehari sebelumnya, Selasa (1/12/2020), dalam jumpa pers Subilly Hantono dari Forum Masyarakat Peduli NU Tuban meminta, PCNU Tuban diminta tidak terlibat dukungan politik praktis pada Pilkada serentak 2020. “Organisasi NU tidak boleh ditarik dalam politik praktis baik dalam urusan Pilpres, Pileg, dan Pilkada,” tegas kader muda NU itu di depan insan pers.
Baca juga: Pilwali Surabaya Diprediksi Ketat, Peluang Maju Terbuka Lebar
Forum tersebut mempermasalahkan video yang beredar tentang Ketua PCNU Tuban KH Mustain Syukur yang dinilainya mengarahkan jamiyah NU ke Paslon Khozanah Hidayati dan Muhammad Anwar. Pernyataan Ketua Tanfidliyah itu dinilai melanggar peraturan organisasi, dan AD/ART NU.
Dianggap pula pernyataan mantan Ketua DPC PKB Tuban itu, membawa NU ke ranah politik praktis yang menyalahi rekomendasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama, dan Konferensi Besar NU 2020. Dimana organisasi NU tidak boleh ditarik dalam urusan politik praktis.
“Saya sebagai kader NU sangat menyesalkan pernyataan itu,” tegas mantan aktifis PMII tersebut.
Ia tegaskan, masalah Tuban ini akan ditindaklanjuti dengan audensi ke PBNU. Esuknya akan diikuti dengan unjuk rasa di Kantor PCNU. Sayangnya aksi yang sudah direncanakan matang akan diikuti 100 kader NU itu batal digelar, Polres Tuban tak memberi ijin lantaran khawatir terjadi klaster baru Corona Virus Disease 2019 (Covid 19).
Di hadapan sekitar 1.500 orang peserta apel, Gus Wafa meminta, agar warga NU mulai sekarang menjaga kondusifitas daerah masing-masing. Selain juga diminta untuk mengamankan jalannya Pemilukada agar berjalan sukses.
“Saya minta jajaran MWC dan Ranting mengamankan Pilkada agar berjalan sukses,” tegas Gus Wafa. (Sfw)
5