Akuratmedianews.com – Ratusan pemuda dan mbak-mbak berambut pirang diciduk petugas kepolisian Polres Tuban karena nekat menggelar aksi konvoi jelang pengesahan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Selasa (8/7/2025) malam.
Para penggembira yang datang dari berbagai wilayah, seperti Lamongan, Bojonegoro, Gresik, hingga Rembang Jawa Tengah itu diangkut menggunakan truk lalu dikumpulkan di halaman Mapolres Tuban.
Mereka terdiri laki-laki sebanyak 261 orang, dan 33 perempuan, diantaranya berambut pirang. Selain itu petugas gabungan juga menyita sebanyak 170 unit kendaraan roda dua.
Tindakan tegas ini diambil oleh petugas sebagai respon atas keluhan masyarakat, dimana setiap kali adanya kegiatan pengesahan warga baru perguruan silat selalu dibarengi dengan kegiatan konvoi, bahkan berbuat onar.
Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale mengatakan ratusan penggembira ini terpaksa diamankan lantaran nekat tetap melakukan aksi konvoi, meskipun sebelumnya telah diperingatkan.
“Sebelumnya sudah kita larang konvoi, Namun tetap konvoi dan berbuat anarkis,” katanya.
Perwira Polisi berpangkat melati dua di pundak itu menyampaikan bahwa ratusan penggembira tersebut sementara akan diamankan untuk dilakukan pendataan. Tak segan, pihaknya bakal menerapkan tindakan tegas apabila kembali mengulangi perbuatannya.
“Jika nanti ketangkap lagi, bukan hanya motor tapi orangnya juga akan kami tahan” tegasnya.
Menurut Tanasale, para penggembira ini terpancing undangan yang disebar melalui media sosial yang berisi ajakan untuk hadir saat kegiatan Pengesahan warga baru PSHT dan membuat kekacauan di wilayah Kabupaten Tuban.
“Sejumlah orang yang diamankan kedapatan membawa dan ada pula yang mengkonsumsi minuman keras jenis Arak,” tuturnya.
Tanasale menambahkan, mereka baru diperbolehkan pulang jika dijemput orang tuanya. Hal ini dsebagai bentuk tanggung jawab serta upaya edukasi kepada keluarga agar turut mengingatkan anak-anaknya untuk tidak terlibat dalam kegiatan yang melanggar aturan.
“Nanti dijemput orang tuanya baru boleh Pulang,” imbuhnya.
Mantan Kapolresta Tanjung Perak itu juga menyinggung sejumlah tragedi di wilayah lain yang berkaitan dengan konvoi pengesahan. Misalnya di Kabupaten Tulungagung yang menyebabkan seorang ibu-ibu meninggal dunia akibat tertabrak saat rombongan konvoi melintas.
“Bayangkan anaknya masih kecil orang tuanya sudah meninggal, itu tidak bertanggungjawab namanya” ungkapnya
Kemudian, insiden penusukan terhadap peserta konvoi oleh warga yang merasa terganggu dengan kebisingan knalpot serta ulah rombongan yang terjadi di kota Malang yang juga menyebabkan satu orang meninggal dunia.
“Terus kalau kamu ribut dengan masyarakat, tiba-tiba ditusuk mati terus orang tuamu bagaimana” tanya Kapolres Tuban kepada para penggembira.(*)