banner 728x250

Meski Diguyur Hujan, Penjual Jas Plastik Laris Manis di Grebeg Ketupat Syawal 1446 H

  • Bagikan
Penjual jas hujan meraup keuntungan ketika acara Grebeg Ketupat Syawal diguyur hujan deras. (Foto: Lailia Nor Agustina)
banner 780X90

 Akuratmedianews.com – Hujan deras yang mengguyur kawasan Kota Batu tak menyurutkan semangat warga untuk mengikuti kemeriahan Pawai Grebeg Ketupat Syawal 1446 Hijriah, Jumat (11/4/2025) yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kota Batu.

Sekitar 300 kelompok seni turut ambil bagian dalam kirab budaya yang berjalan dari Pendopo Rumah Dinas Wali Kota di Jalan Panglima Sudirman menuju Alun-Alun Kota Batu. Mereka mengiringi tiga tumpeng utama, yaitu tumpeng agung, tumpeng buah dan sayur hasil bumi, serta tumpeng jami yang berisikan 100 doorprize, termasuk voucher menginap di hotel Kota Batu.

Acara semakin semarak dengan berbagai atraksi seni tradisional seperti Jaran Pecut dan Kereta Blenggur Kompeni. Selain itu, juga terdapat parade dari kelompok Sanggabraja dan Pasukan Bregodo Wahyu Manggolo yang tetap tampil memukau di tengah hujan.

Meski hujan sempat membuat arak-arakan berhenti sesaat, prosesi kirab tetap berjalan. Bahkan, hujan tersebut justru menghadirkan keberkahan tersendiri bagi para pedagang jas hujan plastik.

Salah satunya Hariyadi yang berjualan jas hujan di sepanjang rute pawai. Ia mengaku bahwa dagangannya laris manis dan dibeli oleh para penonton yang tidak sempat membawa jas plastik atau payung dari rumah.

“Mungkin banyak yang kecewa acara seperti ini malah hujan, tapi bagi kami justru jadi ladang cuan. Kalau hujan gini, sehari bisa habis empat lusin jas hujan,” jelasnya, saat ditemui wartawan Akurat Media News.

Hariyadi mengatakan bahwa jas hujan plastik milik Hariyadi dijual seharga Rp15.000. Meski enggan mengungkap keuntungan bersih, ia menyebutkan sudah menyiapkan stok dalam jumlah besar sejak pagi.

“Kemarin antara jam 14.00 WIB sampai 17.00 WIB hujan deras dan hari ini juga sudah mendung dari pagi, jadi saya sudah antisipasi stok sejak pagi tadi,” imbuh dia.

Keuntungan serupa juga diperoleh oleh Budi, penjual jas hujan dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan Hariyadi.

“Kalau hujan begini, pasti banyak yang cari. Apalagi di kawasan Alun-Alun Batu tempat untuk meneduh sedikit jadi memicu lonjakan pembeli,” katanya.

Selain pedagang jas hujan, berkah Grebeg Ketupat Syawal 1446 Hijriyah ini juga dirasakan oleh penjual tikar. Sebab, beberapa penonton justru memilih berteduh menggunakan tikar dibanding membeli jas plastik.

Meski sempat diguyur hujan, masyarakat tetap antusias mengikuti rangkaian Grebeg Ketupat Syawal. Beruntung, saat prosesi puncak berupa penyerbuan ketupat dimulai, hujan sudah reda, sehingga acara berlangsung lancar dan tetap meriah

banner 780X90
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *